New Normal : Tata Kehidupan Baru Membangun Keteraturan Sosial
TRANSINDONESIA.CO – New Normal menjadi issue baru di era pandemi Covid-19. Banyak konsep new normal namun prinsipnya sama yaitu hidup dengan standar atau memenuhi kewajiban kewajiban tertentu dengan penuh kesadaran tanggung jawab dan disiplin.
Sebagai contoh, standar kesehatan pada saat ke luar rumah, berada di area publik, tata cara berjualan atau melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan orang lain tetap menjaga jarak, dan sebagainya. New normal merupakan kesepakatan baru dalam menjaga mencegah dan melindungi warga masyarakat dari pandemi Covid-19. Dengan demikian penerapan new moral merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Hidup dalam batasan standar protokol dan dipatuhi penuh rasa kedasaran dan tanggung jawab.
Ketentuan ketentuan atau standar standar maupun protokol ditransformasikan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan agar bukan menjadi beban melainkan menjadi suatu kebutuhan. New normal dapat di lihat dalam berbagai konteks salah satunya untuk mewujudkan dan memelihara keteraturan sosial.
Keteraturan sosial pada konteks ini adalah yang berkaitan dengan bagaimana mewujudkan dan memelihara keamanan dan rasa aman warga masyarakat. Sehingga warga masyarakat dapat melakukan aktifitasnya untuk menghasilkan produktifitas agar dapat bertahan hidup, tumbuh dan berkembang. Konteks inilah ygw perlu menjadi pemikiran bersama di dalam membuat standar atau protokol protokol dan bagaimana mengajak masyarakat mentaatinya serta menegakkannya.
Bagi aparatur penyelenggara negara di dalam new normal perlu memikirkan protokol protokol pelayanan publik yang memenuhi standar pelayanan prima untuk: 1. Pelayanan keamanan, 2. Pelayanan keselamatan, 3. Pelayanan hukum 4. Pelayanan administrasi 5. Pelayanan informasi 6. Pelayanan kemanusiaan.
Untuk memenuhi standar pelayanan yang prima maka standar, cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan mudah diakses terpenuhi.
Tatanan baru ini merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mendeklarasikan reformasi birokrasi yang anti korupsi.
Apa yang semestinya dilakukan untuk adanya pelayanan publik yang prima sistem on line atau terhubung satu dengan lainnya dibangun berbasis sistem elektronik.
Sistem elektronik dibarengi revolusi industri 4.0 dengan membangun sistem sistem adanya:
1. Back office sebagai pusat komando pengendalian, sistem kontrol, sistem komunikasi informasi, koordinasi, analisa data yang berbasis Artificial Intellegence (AI) dan untuk menghasilkan algoritma dalam bentuk info grafis, info statistik dan info virtual lainnya yg real time any time dan on time.
2. Aplication berbasis AI untuk recognize atau untuk inputing data yang akan dikirim ke back office dalam bentuk sistem cc tv, gate atau gantry atau model RFID, OBU, QR, dsb.
3. Network atau jejaring berbasis pada IoT (internet of thing). Model back office, aplication dan network dapat dijabarkan sesuai fungsi dan lini lini pelayanan publik. Yang kesemuanya merupakan bagian dari big data system untuk membangun one gate service system.
New normal menjadi tonggak tata kehidupan baru, pelayanan virtual menjadi back up system pelayanan aktual dan mampu meningkatkan pola pola pelayanan manual parsial dan konvensional.
Sistem elektronik akan menjadi jembatan era pasca pandemi Covid-19. Kemauan secara politis ini yang sangat diperlukan sehingga sistem sistem yang berdampak munculnya sistem kroni, premanisme, mafia birokrasi, dan pola pola patrimonial dalam sistem pelayanan publik yang korup dapat diatasi dalam sistem pelayanan prima. Birokrasi pun mampu memberikan pelayanan prima yang lebih efektif dan efisien.
New normal harus diikuti perubahan sistem bukan sebatas menerapkan protokol. Karena merubah habit melalui attitude perlu ada sistem sistem kontrol yang mampu meminimalisir terjadinya penyimpangan.
Memberikan apresiasi dan sanksi tegas juga menjadi bagian dari edukasi dan pencerahan karena tata hidup baru akan melahirkan pola pola aktifitas dan produktivitas baru.
Boleh jadi sistem digital menghantar masyarakat hidup di balik layar dan membuat: 1. Cerdas teknologi, 2. Cerdas menangkap peluang dan potensi untuk bertahan hidup tumbuh dan berkembang, 3. Cerdas di dalam melihat masa depan, 4. Cerdas mencegah dan mengatasi konflik, 5. Siap mengahadapi berbagai potensi yang merusak bahkan mematikan produktifitasnya baik dari alam, faktor manusia maupun faktor kerusakan infrastruktur dan faktor faktor lainnya, 6. Siap dan mampu menghadapi bahkan mempelopori terjadinya perubahan perubahan yang begitu dinamis.
New normal mencerdaskan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk mampu membangun keteraturan sosial secara beradab. Mampu mengantisipasi masuk dan tumbuh berkembangnya premanisme atau mafia mafia dalam berbagai gatra kehidupan maun birokrasi. Mampu membangun inisiatif anti korupsi dan membangun kewarasan tata kehidupan politik ekonomi sosial budaya keamanan pertahanan.
New normal diharapkan mampu merombak birokrasi yang konvensional parsial, manual dan patrimonial. Diperlukan adanya literasi dan sistem sistem pendukungnya, infrastruktur dan online berbasis elektronik untuk memberikan pelayanan publik yang prima. Adanya sistem edukasi training dan coaching yang membangkitkan spirit patriotisme new normal, kepemimpinan yang transformatif. Adanya sistem reward and punishmet dan sistem sistem penegakkan hukum yang tegas adil dan beradab.**
[Chryshnanda Dwilaksana]