Raja Saudi Ajak Negara G20 Bersatu Lawan Virus Corona
TRANSINDONESIA.CO – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menyeru para pemimpin G20 untuk meningkatkan pendanaan pengembangan vaksin virus corona, menormalisasi pergerakan barang dan jasa dengan segera, serta membantu negara-negara berkembang mengatasi krisis kesehatan global.
Seruan itu disampaikan pada pembukaan konferensi video yang diselenggarakan oleh negara-negara ekonomi utama dunia pada Kamis, guna mengoordinasikan tindakan atas wabah dan dampak ekonominya, karena infeksi di seluruh dunia melebihi 470.000 dengan lebih dari 21.000 orang meninggal dunia.
“Kita harus memiliki respons yang efektif dan terkoordinasi menghadapi pandemi ini dan mengembalikan kepercayaan pada ekonomi global,” kata Raja Salman.
“Di bidang perdagangan, G20 harus mengirim sinyal kuat untuk mengembalikan kepercayaan pada ekonomi global dengan melanjutkan, sesegera mungkin, pergerakan normal barang dan jasa, terutama pasokan medis yang penting,” kepala negara Arab Saudi itu menambahkan.
G20, yang saat ini diketuai oleh Arab Saudi, telah menghadapi kritik atas respons yang lambat terhadap krisis yang memburuk, yang diperkirakan akan memicu resesi global.
Beberapa negara anggota telah mengumumkan paket stimulus ekonomi untuk mengimbangi penangguhan luas perjalanan udara dan penutupan banyak bisnis.
Tetapi ada kekhawatiran yang berkembang tentang langkah-langkah proteksionis yang sedang dibahas atau diadopsi ketika negara-negara berebut untuk merespons pandemi virus corona.
Kamar Dagang AS mendesak para pemimpin G20 untuk mencocokkan janji dengan negara-negara seperti Australia dan Kanada untuk menjaga rantai pasokan tetap terbuka dan menghindari kontrol ekspor.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus akan berpidato dalam konferensi luar biasa G20 untuk mencari dukungan guna meningkatkan pendanaan dan produksi peralatan perlindungan pribadi bagi para pekerja kesehatan di tengah kurangnya persediaan global.
“Kami memiliki tanggung jawab global sebagai umat manusia dan terutama negara-negara seperti G20,” kata Tedros dalam konferensi pers di Jenewa, Rabu malam (25/3).
“Mereka harus dapat mendukung negara-negara di seluruh dunia,” ia melanjutkan.
Raja Salman mendesak kerja sama dalam membiayai penelitian dan pengembangan untuk terapi dan vaksin, memastikan ketersediaan pasokan dan peralatan medis yang vital, serta membantu negara-negara yang kurang berkembang membangun kapasitas.
Meskipun ada seruan kerja sama, pidato yang berlangsung 90 menit itu berisiko terjerat dalam perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia dan ketegangan antara AS dan China mengenai asal usul virus.
Dalam pertemuan persiapan, Beijing dan Washington sepakat untuk berhenti sejenak saling menyalahkan terkait virus corona, menurut laporan South China Morning Post yang mengutip sumber-sumber diplomatik.
Tetapi pembicaraan di antara negara-negara Dewan Keamanan PBB telah macet karena desakan AS yang meminta pernyataan bersama memasukkan asal-usul virus corona di China, NBC News melaporkan. Wabah, yang dimulai di China akhir tahun lalu, telah dilaporkan di 196 negara.
“Dinamika hubungan AS-China sangat penting bagi keberhasilan koordinasi G20, karena negara-negara bergulat 24 jam dalam tujuh hari untuk menghadapi dan mengekang pandemi yang belum sepenuhnya kita pahami,” kata mantan pelaksana tugas Perwakilan Perdagangan AS Miriam Sapiro.
Sementara itu, Washington dapat menggunakan KTT G20 untuk melancarkan debat tentang mengakhiri perang harga minyak antara Riyadh dan Moskow yang telah mendorong harga minyak mentah mendekati level terendah dalam 20 tahun karena pandemi menghancurkan permintaan global, The Wall Street Journal melaporkan.[ant]
Sumber: Reuters