TRANSINDONESIA.CO – Kedudukan ibu sangatlah istimewa dalam Islam. Rasulullah SAW menegaskan dalam salah satu riwayat tentang siapa sosok yang pantas mendapatkan penghormatan seorang anak. Rasulullah SAW menegaskan sosok tersebut adalah ibu. Penegasan itu disampakan tiga kali dalam sabdanya.
Mengapa ibu begitu mulia? Teks ayat dan hadis banyak menjelaskan tentang pengorbanan ibu, salah satunya adalah riwayat berikut, seperti dinukilkan Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin. Ada sahabat wanita datang kepada Rasulullah SAW dan berkata:
ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠَّﻪِ! ﺇِﻥَّ اﺑْﻨِﻲ ﻫَﺬَا ﻛَﺎﻥَ ﺑَﻄْﻨِﻲ ﻟَﻪُ ﻭﻋﺎء, ﻭَﺛَﺪْﻳِﻲ ﻟَﻪُ ﺳِﻘَﺎءً, ﻭَﺣِﺠْﺮِﻱ ﻟَﻪُ ﺣِﻮَاءً
“Wahai Utusan Allah. Anakku ini selama berada dalam kandungan, perutku menjadi wadah baginya. ASI-ku menjadi sumber minumannya dan pangkuanku menjadi tempat aman baginya.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Menurut Kiai Ma’ruf, pelukan, doa, dan kasih sayang ibu tak akan pernah terputus meski anaknya sudah tumbuh dewasa. Setelah anak bisa berjalan dan tumbuh dewasa, memang anak seperti lepas secara fisik dari ibunya. Namun sebenarnya tidak pernah lepas dari pikiran ibu. “Nanti makan apa anakku”, “Bagaimana jika anakku sakit”, dan beban pikiran yang lain”.
Setelah anak itu sukses, memang sudah keluar dari pikiran ibu. Namun justru berpindah ke dalam hati ibu. “Bagaimana keadaan anakku di sana?”, “Aku selalu mendoakanmu, Nak” dan sebagainya. “Itulah seorang ibu yang tidak sedikit pun melepaskan anaknya dari dekapan, pelukan, pikiran dan hatinya,” tutur Kiai Ma’ruf.. [Republika]