Korban Tewas Virus Corona Capai 908 Orang
TRANSINDONESIA.CO – Korban tewas di China daratan akibat wabah virus korona kini mencapai 908 orang, jauh melampaui korban akibat pandemi Sindrom Pernafasan Akut Parah (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) pada 2002-2003.
Dilansir Voaindonesia, Komisi Kesehatan Nasional China, Minggu (9/2/2020), melaporkan 97 kematian lagi bersama dengan 3.062 kasus baru. Jumlah kasus baru sempat turun pada Sabtu (8/2/2020) atau penurunan kasus pertama dalam lebih dari satu minggu.
SARS diyakini menewaskan 774 orang dan menjangkiti hampir 8.100 orang di China dan di kawasan administratif khusus, Hong Kong.
Duta Besar China Untuk Inggris Liu Xiaoming mengatakan kepada BBC, virus korona adalah “musuh umat manusia.’’ Ditambahkannya, virus itu “dapat dikontrol, dapat dicegah, dan dapat disembuhkan,” tetapi “saat ini sangat sulit diprediksi kapan kami (bisa) mencapai titik perubahan ke arah itu.”
“Kami tentu saja berharap ini akan segera teratasi, tetapi langkah-langkah isolasi dan karantina telah sangat efektif,” ujarnya.
Sementara itu Inggris memastikan kasus virus korona keempat, sementara Spanyol memastikan kasus kedua. Kasus di kedua negara ini terkait dengan orang-orang yang sebelumnya sempat melakukan perjalanan ke Perancis.
Jutaan orang masih terkurung di Provinsi Hubei, wilayah yang menjadi pusat wabah virus korona. Warga di Hubei mulai mengeluhkan kelangkaan pangan.
Pejabat urusan perdagangan Wang Bin mengatakan pasokan logistik buruk, sehingga harga-harga melambung tinggi dan terjadi kekurangan tenaga kerja.
“Sulit bagi pasokan pasar untuk mencapai tingkat normal,” ujarnya.
Saat ini, menurutnya, ada pasokan daging babi dan telur untuk lima hari, dan pasokan sayur mayur untuk tiga hari.
Bank Sentral China mengatakan mulai Senin (10/2/2020) akan menyiapkan 300 miliar yuan atau setara dengan AS$43 miliar untuk membantu sektor bisnis yang terlibat dalam upaya melawan epidemi itu. [em/pp]