Road Safety dan Madu Registrasi, Identifikasi Kendaraan Bermotor dan Pengemudi yang Menjadi Ajang Rebutan Kekuasaan, Mengorbankan Kemanusiaan?

TRANSINDONESIA.CO – Road Safety merupakan perhatian dunia akan keselamatan dan kemanusiaan.

Gelora berbagai program road safety adalah bagaimana mewujudkan :

1. Lalu Lintas yang aman, selamat, tertib dan lancar karena lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan. Ini menunjukkan bahwa suatu masyarakat dapat hidup tumbuh dan berkembang bila ada produktifitas, yang dihasilkan dari berbagai aktivitas melalui atau dengan lalu lintas. Sehingga untuk mendukung produktifitas diperlukan adanya keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas.

2. Meningkatkan keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas. Ini menunjukkan kepedulian akan sumber daya manusia sebagai aset utama bangsa.

3. Membangun budaya tertib berlalu lintas karena lalu lintas merupakan refleksi budaya bangsa

4. Adanya pelayanan yang prima di bidang lalu lintas angkutan jalan. Prima di sini ditunjukkan adaya sistem pelayanan yang cepat tepat akurat transparan akuntabel informatif dan mudah di akses. Ini menunjukkan sebagai refleksi tingkat modernitas

Road safety ada berbagai unsur yang saling terkait yaitu manusianya, kendaraannya, jalannya maupun lingkungannya bahkan sekarang ini ada kaitan dengan bagaimana memanagenya.

Management di dalam penanganan road safety setidaknya ada:

1. Management kebutuhan yang menjadi model bagaimana sistem road safety dibangun dan diimplementasikan termasuk didalamnya sebagai grand strategi serta road mapnya. Konteks ini dapat mengacu pada model smart city yang menunjukkan smart living maupun smart mobilitinya.

2. Management kapasitas, ini untuk menunjukkan kapasitas jalan bagi kendaraan yang akan berlalu lintas termasuk manusianya sehingga dapat dibuat model algoritmanya. Hal ini berkaitan pula dengan pemetaan, pergerakkan sehingga bagi angkutan umum dapat dirancang berupa kapasitas dan jalur rute-rutenya dalam memenuhi kebutuhan daya angkut.

3. Management prioritas ini yang menunjukkan pola-pola penanganan road safety agar tidak terjadi perlambatan atau kemacetan. Hal ini akan berkaitan bagaimana mengalihkan arus, sistem ERP, sistem contra flow, sistem one way, dan sebagainya.

4. Management kecepatan ini untuk mengatasi maslaah trouble spot atau kawasan yang sering terjadi kemacetan maupun blank spot atau kawasan yang rawan kecelakaan.

5. managementu emergency untuk penangan reaksi cepat tatkala terjadi hal-hal yang bersifat kontijensi.

Point-point di atas tersebut yang semestinya diperjuangkan dan dibangun secara simultan di semua lini agar tujuan road safety dapat tercapai. Di dalam menangani road safety sudah ada 5 Pilar di dalam RUNK (Rencana Umum Nasional Keselamatan) yang mencakup; 1. Road safety management, 2. Safer road 3M Safer Vehicle, 4. Safer road users, 5. Post crash care.

Namun, fakta implementasi di lapangan ke 5 pilar tersebut masih parsial konvensional dan manual, walau upaya-upaya perbaikan dan peningkatannya sudah dilakukan.

Ego sektoral, cara-cara perebutan kewenangan, maraknya kepentingan menjadi issue penting yang menghambat road safety menjadi sesuatu yang kritikal ditangani secara profesional, cerdas, bermoral, dan modern.

Penanganan dan pengaturan road safety menjadi madu manis ajang perebutan kewenangan, bahkan menjadi issue utamanya yang mengabaikan sisi kemanusiaan dan akuntabilitasnya. Lagi-lagi kepentingan dan pendominasian do berbagai pembenaran-pembenaran.

Issue tentang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor maupun pengemudi sejak puluhan tahun selalu menjadi perebutan kewenangan dan kekuasaan. Namun fungsionalisasinya yang sebagaimana semestinya, diabaikan.

Rasionalisasi penanganan regident tsb adalah:

1. Memberikan jaminan legitimasi keabsahan asal usul kendaraan bermotor dan kepemilikannya.

2. Memberikan jaminan legitimasi pengoperasionalan kendaraan bermotor.

3. Sebagai forensik kepolisian.

4. Sebagai pendukung fungsi kontrol atau penegakkan hukum.

5. Memberikan pelayanan yang prima pada pelayanan: a. keamanan, b. keselamatan, c. hukum, d. administrasi, e. informasi, dan f. kemanusiaan.

Perjuangan road safety tatkala yang menonjol atau yang diutamakan bukan pada point-point di atas sebenarnya menunjukkan betapa rapuh dan lemahnya empati pada kemanusiaan dan dapat diduga ada kecenderungan korup yang sarat kepentingan dan penyalahgunaan kewenangan.***

[Chryshnanda Dwilaksana]

Share