Masjid Al Ikhwan Siap Kawal Pademangan Mengaji

TRANSINDONESIA.CO – Ketika prasasti ditandatangani dan pengguntingan pita tanda diresmikannya Masjid Al Ikhwan SMAN 40 Pademangan, Jakarta Utara oleh Plt Kadisdik DKI Jakarta Saefuloh Hidayat pada Jumat (15/11/2019) kemarin, rasa lega pun hadir dalam diri Mas Ayu Yuliana, Kepala Sekolah SMAN 40.

Salah satu mimpinya tatkala masuk dan memimpin SMAN 40 dan mendapati masjid yang berdiri tepat di depan dekat pintu masuk sekolah itu belum rampung pembangunannya: Harus selesai di eranya menjabat. Kepala sekolah yang terkenal karena dedikasinya serta inovatif dalam menggalang kebersamaan dan dukungan baik dari keluarga besar SMAN 40 sendiri terdiri dari siswa dan guru serta alumninya, juga dukungan pun coba dia rengkuh dari alumni tempat dia berasal, Boedoet.

Tidak sulit baginya tuk mendapatkan dukungan demi selesainya masjid itu. Ada satu kata yang kerap dia ucapkan, “Sejatinya, kita yang yang perlu masjid bukan masjid yang memerlukan kita”.

Karena integritasnya, seorang Kapolda sekelas Irjen (Pol) Tomsi Tohir pun tergerak dan ikut mensupportnya dalam penyelesaian masjid tersebut, belum terhitung beberapa alumni Boedoet lainnya, baik secara terang-terangan maupun diam-diam mensupport. Hal itu terjadi karena integritas yang dipegang oleh seorang Mas Ayu Yuliana, dan mereka melihatnya sejak dia memimpin SMAN 1 Jakarta, sebelum pindah ke SMAN 40 Jakarta.

Plt Kadis Pendidikan DKI Saefuloh Hidayat tengah membubuhkan tanda tangan peresmian Masjid SMA 40 Jakarta. [TRANSINDONESIA.CO/Ichwanuddin Mirza]
Satu alasan lain yang membuatnya tergerak untuk segera menyelesaikan pembangunan masjid tersebut adalah di Wilayah Pademangan itu, Masjid Al Ikhwan adalah salah satu tempat bagi warga setempat untuk pelaksanaan shalat tarawih.

“Masjid ini, meski milik sekolah, namun masyarakat pun ikut menikmati dan menggunakannya. Pada Ramadhan kemarin, sholat tarawih masyarakat diselenggarakan di masjid ini juga”.

Tak kurang Camat Pademangan, Mumu Mujtahid turut memberikan kesaksian pada proses berdirinya Masjid Al-Ikhwan, “Peletakan batu pertamanya itu di Mei 2016 oleh Sekda DKI Jakarta dimana saya ikut menyaksikannya, saat itu saya masih berstatus sebagai wakil camat dan nggak lama saya dipindah ke tempat lain. Ketika kembali ke sini sebagai camat, masjid itu pun masih belum selesai. Makanya ketika Bu Ayu memimpin sekolah ini saya berikan tantangan pada beliau agar bisa beresin ini masjid”, ujar Mumu dalam sambutannya.

Lebih lanjut Mumu pun mengingatkan, “Makanya masjid ditaruh didepan, anggap aja dia jadi penjaga kita, tempat kita lapor, khususnya pada Allah SWT lewat sholat fardhu berjamaah”.

Foto bersama jajaran Pejabat Setempat beserta pejabat Dinas Pendidikan DKI usai peresmian Masjid Al Ikhwan. [TRANSINDONESIA.CO/Ichwanuddin Mirza]
Sejalan dengan program Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan tentang ‘Gerakan Magrib Mengaji’, Plt Ka Dinas Pendidikan DKI Jakarta usai peresmian menambahkan, ” Dinas Pendidikan sangat mendukung kegiatan mengaji di masjid usai shalat magrib. Diharapkan setiap peserta didik di DKI bisa hadir di masjid-masjid yang dekat dengan kediamannya masing-masing. Bisa diisi dengan kegiatan mengaji, Yasinan dan bisa diteruskan dengan belajar bersama dengan bimbingan tutorial baik dari rekan sesama mereka maupun orang yang lebih dewasa. Diharapkan juga para guru-guru dari Dinas Pendidikan juga mewarnai kegiatan di masjid-masjid di lingkungannya masing-masing”.

Dengan adanya Gerakan Magrib Mengaji, jam-jam belajar anak-anak akan terserap dengan efektif.

Itu pula harapan besar Mas Ayu Yuliana pada keberadaan Masjid Al Ikhwan,”Selain anak-anak bisa terjaga menjalankan sholat berjamaah di waktu Dhzuhur dan Ashar, masyarakat Pademangan pun nantinya diharapkan ikut mentradisikan Gerakan Pademangan Mengaji di Masjid Al Ikhwan ini. Agar masjid yang mergah ini tidak sekedar jadi menara gading yang dimanfaatkan untuk kegiatan seremonial dan sesaat namun lewat keterlibatan keluarga besar sekolah dan masyarakat, masjid ini akan semakin hidup”.[Mirza]

Share