Pencalonan Kembali Dokter Tigor Panggilan Nurani Tuntaskan Perjuangan Labuhanbatu Sehat dan Cerdas

TRANSINDONESIA.CO –  Bupati periode 2010-2015, dr.Tigor Panusunan Siregar, Sp.PD,  mengungkapkan pencalonannya kembali pada Pilkada Kabupaten Labuhanbatu 2020 karena panggilan nurani untuk lebih memaksimalkan dan menuntaskan program pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Labuhanbatu maju,  sehat serta cerdas.

“Malam Ini sehabis praktek, saya sebagai dokter penyakit dalam, saya mengunjungi Kampung Jambu Sidorukun, Sioldengan,  Alhamdulillah dapat bersilaturrahim dengan masyarakat, mendengarkan keluhan-keluhan masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat berupa program yang pernah saya lakukan sewaktu Bupati di 2010-2015. Seperti Labuhanbatu mengaji, bilal mayit, beasiswa, lampu jalan maupun pembangunan infrastruktur yang bagi masyarakat hal ini sangat terasa jika dihapuskan begitu saja,” kata Tigor Siregar saat bersilaturahmi dengan masyarakat dan tokoh masyarakat Kampung Jambu Sidorukun,  Kelurahan Sioldengan, Rantau Selatan, Labuhanbatu, Sumatera Utara, Selasa (12/11/2019) malam tadi.

Dokter Tigor Panusunan Siregar yang akrab disapa Bang Tigor ini menyampaikan panggilan hati nuraninya untuk berniat maju kembali di Pilkada 2020.

“Selain keluhan-keluhan tersebut, banyak keluhan lain yang saya terima disaat saya praktek sebagai dokter penyakit dalam, dan dipertemuan seperti inilah dengan bertemu langsung saya bisa menyampaikan kepada masyarakat. Ada beberapa kekecewaan yang saya rasakan melihat yang terjadi 5 tahun belakangan ini di Labuhanbatu.

“Isu dan fitnah yang ditujukan ke saya di 2015 seperti, Tigor tidak akan berani tinggal di Labuhanbatu jika tidak bupati lagi, Tigor memiliki 2 Rumah sakit besar di Siantar. Sungguh fitnah ini sangat mengecewakan, di mana semua itu tidak benar adanya dan tidak terbukti sampai sekarang. Tapi biarlah sekarang dengan sendirinya terjawab semua sudah. Saya masih satu-satunya mantan bupati yang masih dan tetap berada di Labuhanbatu setelah tidak menjadi bupati. Saya masih beraktifitas dengan profesi saya sebagai dokter di sini (Labuhanbatu), bertemu masyarakat dan pasien-pasien saya dipraktek maupun di Labuhanbatu,” ucap Bang Tigor.

Dalam kesempatan tersebut Bang Tigor kembali menyampaikan pentingnya pendidikan bagi generasi Labuhanbatu.

“Dimana saya sudah membangun beberapa sekolah di Padang Laut, Pangkatan, Aek Nabara, Ajamu, Penggantungan, Tanjung Harapan, Kampung Baru. Mengingat sistem zonasi akan sangat menganggu bagi siswa-siswi, mungkin bagi kita yang tinggal di Rantauprapat tidak merasakan, tapi bagi warga Desa Sungai Sakat ke Sungai Botol di mana saya melihat anak SD menempuh jalan 8 kilometer untuk sekolah dengan berjalan kaki, karena tidak bisa dengan sepeda dan kendaraan dengan kondisi jalan yang sangat buruk. Bayangkan, tingkat kelelahan yang dialami anak-anak pulang pergi sekolah. Di saat itu saya langsung menginstruksikan untuk membangun jalan namun belum selesai sepanjang 8 kilometer karena masa jabatan saya berakhir. Di 2013 kita sudah lakukan pendidikan gratis biaya sekolah dan komite,” paparnya.

Di Dusun Tanjung Beringin, Desa Tanjung Medan lanjutnya, 70 tahun merdeka tidak ada listrik, kalau hujan desa terisolir karena tidak ada jembatan dan sungai tidak dapat dilewati.

“Saya sebagai bupati saat itu membangun jalur listrik dan jembatan agar masyarakat di sana dan anak-anak dapat merasakan listrik dan akses transportasi yang lebih baik,” ucapnya.

Bang Tigor menceritakan pertemuannya dengan salah satu generasi cerdas pemuda Labuhanbatu yakni, Parlindungan Ritonga yang merasakan beasiswa penuh masa dirinya menjadi bupati, di antara ratusan generasi selama 4 tahun dalam menempuh perguruan tinggi untuk meraih Sarjana Hukum di Padang, Sumatera Barat.

“Namun disayangkan, setelah saya tidak bupati, beasiswa tidak dirasakan kembali di tahun terakhir pendidikannya. Yang saya pikirkan adalah anak-anak Labuhanbatu. Tahun 2010 Labuhanbatu di indeks pendidikan menempati peringkat 27 se Sumatra Utara dari 33 kabupaten kota. Tahun 2014 kita berhasil naik drastis ke peringkat 3 se Sumatra Utara. Jumlah putra-putri Labuhanbatu tiap tahun sekitar 950, naik dari 350 an di tahun 2010. Beberapa di antaranya putra-putri Labuhanbatu lulusan dari Kampus ITB dan Ilmu Nuklir sudah bekerja, bahkan kini bekerja di luar negeri. Siapakah yang dibanggakan dari ini semua? tentu orang tua dan anak-anak kita dan Labuhan Batu tentunya,” terangnya.

Tak hanya infrastruktur, pendidikan, toleransi kerukunan antar umat beragama, dan sosial budaya, Bang Tigor juga menjelaskan kemajuan di bidang kesehatan yang sebelumnya  warga Sei Penggantungan tidak merasakan pelayanan kesehatan,  pada eranya dibangun Puskesmas.

“Cita-cita saya juga membangun Rumah Sakit Umum Rantauprapat menjadi Pusat Rujukan Regional untuk dapat melayani dengan fasilitas yang lebih lengkap dengan unit barunya terstandar untuk daerah Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Padang Lawas Utara, Padang Lawas Selatan,” kata pria yang beristrikan dokter dan tiga anaknya juga berprofesi sebagai dokter.

Hal inilah kata Bang Tigor,  nuraninya berkata perjuangan belum selesai untuk membawa masyarakat maju, sejahtera, sehat dan cerdas.

“Perjuangan belum selesai, apa yang terjadi di 2015 pilihan rakyat. Sekarang saya mengajak kita semua memandang ke depan untuk cerdas memilih, hindari money politic yang tidak sehat. Tekad saya, untuk Labuhanbatu yang tidak bodoh, tidak sakit, tidak lapar dan harus lebih baik. Terimakasih sekali lagi untuk emak emak yang telah menyajikan ‘Lontong Malam’ yang sangat enak, Alhamdulillah…,” tutup Bang Tigor disambut antusias masyarakat dan tokoh masyarakat Kampung Jambu.[SUR]

Share