Khutbah Jum’at : Pemuda Dalam Arus Kebangkitan Umat

TRANSINDONESIA.CO – Pemuda dan kebangkitan umat adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Keduanya menyatu. Tak ada kebangkitan umat tanpa anak-anak muda. Tidak pantas disebut pemuda jika tak mampu jadi penggerak kebangkitan umat.

Sejarah sudah membuktikannya. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengabadikan sosok pemuda sebagai agen kebangkitan umat pada diri Ashabul Kahfi, yaitu sekelompok anak muda yang memiliki integritas moral (iman).

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

”Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS al-Kahfi: 13).

Dalam hadits disebutkan kalimat, Syabaabaka Qabla Haramika (Masa mudamu sebelum masa tuamu). Hadits ini menunjukkan bahwa masalah kepemudaan oleh Islam sangat ditekankan. Karena tidak saja masa muda adalah masa berbekal untuk hari tua, melainkan juga di masa muda itulah segala kekuatan dahsyat terlihat.

Imam Syafii mengatakan, “Sungguh pemuda itu distandarisasi dari kualitas ilmu dan ketakwaannya. Jika keduanya tidak melekat pada struktur kepribadiannya. Ia tidak layak disebut pemuda. Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan (syubbanul yaum rijalul ghod).”

Syaikh Musthafa Al-Ghayalini dalam Idzatu’n-Nasyi’in mengatakan, “Sesungguhnya di tanganmulah (kaum muda) persoalan umat dan dalam kebangkitanmulah kehidupan (masa depan) suatu bangsa.”

Sebagai tulang punggung bangsa, kaum muda harus dipersiapkan sejak dini melalui program-program pendidikan akhlak dan intelektual yang sistematis, sesuai dengan dicontohkan Rasulullah SAW. Tujuannya agar mereka menjadi manusia yang mengenal jatidirinya, bermanfaat, dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya.

Pemuda yang mental dan intelektualnya tidak terbina secara baik, dan mudah terseret kepada hal-hal yang negatif, hanya akan merugikan dirinya sendiri maupun masyarakat di lingkungannya. Kepada mereka harus diberikan pendidikan yang bertanggung jawab agar mereka menjadi manusia yang utuh dan berkesinambungan antara faktor-faktor intelektual, moral spiritual, dan fisikal.

Tantangan

Tapi kondisi saat ini sungguh tak mudah. Tantangan yang dihadapi anak-anak muda sangat berat. Contoh dari sisi perkembangan teknologi dan informasi.

Kita dapat dengan mudah menerima informasi dari luar dengan cepat. Jika anak muda tidak memiliki iman yang kuat maka akan menerima semua budya asing yang masuk sehingga ia akan terjerumus pada dunia yang fana ini. Ia akan mudah menerima informasi tentang kenakalan remaja seperti video porno, transaksi narkoba, dan lain-lain. Hal ini akan berpengaruh pada pembentukan sikap dan karakter mereka nantinya.

Berita pemerkosaan dan kenakalan yang dilakukan oleh remaja sudah kerap kita dengar setiap harinya. Mereka sudah tidak memiliki norma dan aturan dalam hidupnya lagi sehingga menyebabkan keresahan bagi semua pihak. Kondisi remaja di Indonesia saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Pernikahan usia remaja

2) Sex pra nikah dan kehamilan tidak dinginkan

3) Aborsi 2,4 jt : 700-800 ribu adalah remaja

4) MMR 343/100.000 (17.000/th, 1417/bln, 47/hr perempuan meninggal) karena komplikasi kehamilan dan persalinan 5.) HIV/AIDS: 1283 kasus, diperkirakan 52.000 terinfeksi (fenomena gunung es), 70% remaja

6) Miras dan Narkoba.

Moralitas anak bangsa Indonesia pada zaman sekarang ini menurut beberapa penelitian para pakar psikologi sudah sangat memperihatinkan, karena 80 % dari generasi muda Indonesia sudah terjebak dalam kehidupan bebas yang penuh dengan gemerlapnya penyebaran, penyelundupan dan pemakaian narkoba.

Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini, menurut beberapa pakar sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Bukan hanya di kalangan remaja di perkotaan, bahkan sudah menjalar ke kalangan anak-anak di daerah pedesaan. Saat ini penyalahguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 1,5% penduduk Indonesia atau sekitar 3,3 juta orang. Dari 80% pemuda, sudah 3% yang mengalami ketegantungan pada berbagai jenis narkoba.

Hampir setiap hari, 40 orang meninggal dunia di negeri ini akibat over dosis narkoba. Angka ini bukanlah jumlah yang sebenarnya dari penyalahguna narkoba. Angka sebenarnya mungkin jauh lebih besar. Proses peredaran narkoba yang sudah menggila di Indonesia, semakin membuat degradasi moral yang dapat berakibat kepada hancurnya genarasi penerus cita-cita bangsa, sehingga bangsa Indonesia akan mengalami krisis sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengisi pembangunan di abad ke-21.

Bonus demografi kita ibarat dua sisi mara uang. Bisa menguntungkan, bisa merugikan jika tidak dikelola dengan benar. Jumlah penduduk Indonesia selama beberapa tahun mendatang akan terus meningkat. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2018 lalu jumlah populasi Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Kemudian, pada 2024, angkanya berpotensi meningkat hingga 282 juta dan sekitar 317 juta jiwa pada 2045.

Data BPS 2018, jumlah generasi millennial berusia 20-35 tahun mencapai 24 persen, setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa yang merupakan usia produktif (14-64 tahun). Tidak salah bila pemuda disebut sebagai penentu masa depan Indonesia. Inilah yang disebut sebagai bonus demografi.

Agar pemuda mampu menghadapi tantangan zaman dan masalah moral serta sosial yang kompleks, maka pemuda harus memiliki karakter sebagai berikut:

1. Mereka beramal/bekerja dengan didasari dengan keimanan/aqidah yang benar.

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?’” (QS Haa Miim[41]: 33)

2. Mereka selalu bekerja membangun masyarakat

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS Al Kahfi [18]: 7)

3. Dan mereka memahami bahwa orang yang baik adalah orang yang paling bermanfaat untuk ummat dan masyarakatnya  “Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (QS At Taubah [9]: 105).

Dengan karakter semacam ini, insya Allah pemuda akan berkontribusi besar dalam arus kebangkitan umat.

[Ustadz H. Ahmad Syaikhu]

Share