Gubernur Kaltim: Tuan Thakur tak Punya Kesempatan
TRANSINDONESIA.CO – Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor sudah punya trik untuk mengatasnamakan spekulan tanah atau lain-lain pihak mengambil keuntungan secara tidak sah atau secara berlebihan dari proyek pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan dengan sebutan “Tuan Thakur”.
Menurut Gubernur Isran di acara Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara di Balikpapan, Rabu (21/8/2019), pertama ia akan membuat Pergub atau Peraturan Gubernur. Peraturan itu segera diikuti penyusunan Perda atau Peraturan Daerah tentang penataan kawasan khusus nonkomersial. Pergub atau Perda itu akan mengatur secara rinci hal-hal berkenaan dengan pengadaan tanah dan lain-lain yang diperlukan.
Isran menegaskan para spekulan tidak akan berkutik dengan aturan tersebut sehingga tidak akan ada orang memanfaatkan keadaan dengan membeli banyak tanah dan kemudian menjualnya dengan harga mahal di wilayah yang akan jadi ibu kota negara.
“Kalau ada Tuan Thakur maka tidak akan hidup dia. Semua akan diatur dalam regulasi itu secara rinci,” kata Gubernur berseloroh.
Tuan Thakur adalah tokoh antagonis atau tokoh jahat di banyak film Bollywood atau film-film India. Tuan Thakur selalu digambarkan sebagai orang kaya yang tamak dan punya tanah atau lahan luas yang cara mendapatkannya kadang dengan merampas tanah si miskin.
Karena itu, kata Gubernur, dari tiga provinsi Kalimantan yang dijadikan calon lokasi pemindahan Ibu Kota Negara, Kaltim adalah yang paling siap.
“Rugi negara bila tidak memanfaatkan kontribusi dan kesiapan masyarakat Kaltim,” tandas Gubernur. Di luar hal ibu kota negara, selama ini rakyat Kaltim sudah berkontribusi hingga Rp400 triliun pendapatan negara setiap tahun melalui berbagai komoditas ekspor dari Bumi Etam.
Selain itu, sejak dulu sebelum merdeka Kaltim sangat terbuka terhadap pendatang dan tercatat tidak pernah terjadi gesekan serius antarmasyarakat asli dan pendatang.
Dalam kajian yang dibuat oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kaltim juga memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dengan lebih baik. Seperti dekat dengan kota yang sudah ada untuk menghemat biaya investasi, dekat dengan fasilitas pelabuhan dan bandar udara, dan seperti tersebut di atas, dengan masyarakat yang berjiwa terbuka dan penuh semangat.
“Sekali lagi rugi jika ibukota negara tidak ditempatkan di Kaltim. Kontribusi masyarakat Kaltim terhadap bangsa dan negara sangat besar,” katanya. Isran juga menambahkan bahwa ia akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan tim Bappenas agar sinkron antara program pusat dan program daerah yang mendukung itu.
Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara menghadirkan pembicara utama dari Bappenas, serta pakar lintas sektor dari akademisi Universitas Mulawarman Samarinda.
Sumber : Antara