Pertamina Simulasikan Keadaan Darurat Level Satu
TRANSINDONESIA.CO – Pertamina MOR VII Sulawesi mengelar simulasi keadaan darurat dengan mengaktifkan organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) level satu di jalan Tol Reformasi, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/8/2019).
Saat itu terjadi ilegal tapping atau pembocoran pipa avtur dan BBM oleh oknum dengan melubangi jalur pipa diameter 8 inchi di dekat Block Valve nomor 02 Tol Reformasi yang terpasang sampai ke terminal BBM di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Akibat ulah oknum tersebut, menyebabkan kebocoran di jalur pipanisasi Avtur dan BBM hingga meluber dan terjadi kebakaran di sekitar lokasi membuat tumpahannya mengalir ke saluran drainase menuju ke muara sungai setempat.
Salah seorang pekerja PT Bosowa Margautama Nusantara, kantornya berdekatan dengan titik kebakaran mencoba memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant Portable, namun api gagal dipadamkan.
Pekerja ini kemudian melaporkan kejadian tersebut ke jalur sentral komunikasi Bosowa selanjutnya diteruskan kepada Terminal BBM Makassar, Koramil, serta Polsek terdekat.
Seluruh personel keamanan dan keselamatan wilayah Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi pun langsung melakukan tindakan.
Kegiatan tersebut terangkum dalam “Simulasi keadaan darurat level satu” yang dilakukan oleh Pertamina bersama-sama dengan stakeholder terkait.
Pejabat Sementara (Pjs) Unit Manager Communication dan CSR, Ahad Rahedi menyampaikan bahwa kegiatan simulasi keadaan darurat level satu merupakan upaya Pertamina mengasah kesigapan dalam aspek keamanan keselamatan.
Tak hanya faktor keamanan, kesigapan setiap pekerja turut dilibatkan dalam keadaan ini sehingga mengantisipasi adanya kejadian yang tidak disangka-sangka.
“Seluruh fungsi dalam perusahaan sudah memiliki peran tersendiri, sehingga dalam simulasi ini kami mengasah kembali peran masing-masing. Termasuk kesigapan tim di lokasi dalam penanganan korban serta koordinasinya dengan Puskodal yang berlokasi di Kantor unit MOR VII,” ujarnya.
Selain aksi tim di lokasi kejadian, koordinasi dan komunikasi intens dilakukan antara personil di TBBM Makassar, DPPU Hasanuddin, Puskodal Kantor MOR VII, serta stakeholders terkait.
“Alur koordinasi dan komunikasi menjadi aspek penting untuk menjaga validitas data yang nantinya disampaikan kepada seluruh stakeholders terkait,” tambah Ahad.
Ahad mengungkapkan, pihaknya senantiasa menjaga kehandalan seluruh peralatan keamanan. Pemeliharaan dan monitoring berkala kerap dilakukan secara rutin untuk memastikan kesiapan peralatan dalam kondisi darurat.
Simulasi yang dilakukan tidak hanya melibatkan unsur HSE dan pekerja di lingkungan Pertamina. Kegiatan juga diperkuat dengan partisipasi dari aparat keamanan, PT Bosowa Margautama Nusantara dan Dinas Pemadam kebakaran setempat.
Sumber : Antara