Yohana: Pastikan Perempuan dan Anak Korban Gempa Aman

Anak-anak ini jangan sampai dibawa oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab

Warga mengevakuasi kantong jenazah berisi jasad korban tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.[IST]
TRANSINDONESIA.CO | JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, (PPPA) Yohana Yembise, mengimbau seluruh masyarakat dan relawan di daerah terdampak bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng) memastikan keamanan perempuan dan anak-anak. Menurut dia, dalam kondisi duka tetap ada potensi kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Ia juga menegaskan, masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi kekerasan seksual yang dapat terjadi kepada perempuan dan anak. Ia mengakui, saat situasi pascabencana alam, masyarakat memang harus berjuang dengan berbagai keterbatasan.

“Namun para perempuan dan anak-anakku di sini harus waspada agar terhindar dari kekerasan yang mungkin akan terjadi. Jangan takut untuk melapor kepada pihak-pihak yang melindungi di sini,” kata dia saat mengunjungi Kota Palu, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (10/10).

Selain kekerasan seksual, Yohana juga mengingatkan, seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam proses pemulihan masyarakat dan daerah Palu dan Donggala untuk melindungi perempuan dan anak dari ancaman perdagangan orang atau adopsi illegal. Pasalnya, banyak anak yang kini terpisah dari orang tuanya.

“Saya meminta kepada seluruh pihak yang terlibat untuk mendata dan mengusahakan menemukan keluarganya, minimal keluarga besarnya. Anak-anak ini jangan sampai dibawa oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata dia.

Menurut dia, Kementerian PPPA akan berupaya mendirikan pos ramah perempuan dan anak. Dengan begitu, masyarakat dapat mencegah dan mengurangi potensi kekerasan baik fisik, psikis, dan seksual, serta perdagangan orang terhadap perempuan dan anak.

Ia juga mengapresiasi, Dinas PPPA Provinsi Sulteng yang telah membantu dalam koordinasi relawan Forum Anak. Menurut dia, para relawan psikolog itu telah membantu dalam proses recreasional therapy kepada para pengungsi. Dalam kunjungan itu, Kementerian PPPA juga menyertakan pendongeng dan penyanyi untuk menghibur anak-anak. Yohana berharap, hal itu dapat mengurangi kesedihan dan kecemasan mereka.

Selain itu Kementerian PPPA juga memberikan sejumlah bantuan spesifik perempuan dan anak seperti perlengkapan bayi, buku cerita, krayon, pembalut wanita, masker dan lainnya. Sebelumnya, bantuan serupa juga sudah diberikan kepada pengungsi yang berada di kota Makassar. “Saya sangat bersedih atas bencana yang melanda kita saat ini, tapi kita tidak boleh patah semangat. Kita tetap harus berjuang untuk mempertahankan kehidupan kita kedepan,” ujar Menteri Yohana menguatkan para penyintas.[REP]

Share