Guru Digugu Lan Ditiru

TRANSINDONESIA.CO – Menjadi Guru merupakan suatu pilihan untuk memberi transformasi pencerahan kepada para muridnya. Para murid telah melanglang buana ke penjuru dunia berbagai profesipun dijalani, sang guru masih saja di situ dang profesi yang sama “guru’.

Memberi pencerahan bagi para murid menjadi keutamaan dan kebanggaanya tatkala para murid mampu tercerahkan dan dapat dikatakan berhasil menjadi orang-orang yang hidup mandiri. Tatkala ada murid yang gagal dan tidak tercerahkan hatinya seperti tersayat-sayat merasa ada sesuatu salah dalam hidupnya.

Menjadi guru tidaklah selalu beruntung dalam hidup dan kehidupan. Tatkala ada ceritera sang guru ngojek, menjadi pemulung, atau menjadi buruh atau ngeger (numpang hidup) kepada orang lain akan tercenung bagaimana mencerahkan anak didiknya tatkaka hidupnya susah dan banyak masalah.

Ilustrasi

Ceritera guru ibu Malkamah dalam ceritera Laskar Pelangi menjadi inspirasi kegigihanya dalam mengajar murid-muridnya dengan segala keterbatasanya.

Menjadi guru di dalam mencerahkan bukanlah sekedar memberi ilmu melainkan mengajarkan tentang kehidupan. Apa yang diajarkan menjadi bekal hidup di masyarakat untuk dapat mandiri bahkan bisa hidup dan memberi kehidupan. Dengan demikian pendidikan merupakan proses pemanusiaan, proses transformasi budaya dan peradaban.

Tuntutan orang tua murid kepada guru pun begitu besar, seakan kalau sudah di sekolahkan selesailah sudah masalah pendidikan. Tatkala guru keras atau salah tak jarang malah dihujat atau dipersalahkan dan dicari-cari kesalahannya.

Masihkah profesi guru menjadi piliham yang membanggakan? Apakah para guru mencintai dan membanggakan pekerjaannya? Apakah guru menjadi pilar bagi keberlangsungam pendidikan? Tatkala dijawab ya, apa yang kita lihat tentang guru banyak mengalami ketimpangan. Tatkala dijawab tidak bagaimana masa depan bangsa menjadi baik kalau gurumya demikian?

Guru tidak banyak pilihan selain kata siap. Ketulusan hati jasanya dianggap biasa bahkan dilupakan tak jarang disalahkan. “Guru jasamu luar biasa memang tak ada tanda jasanya, namun engkau telah memberi hidup dan kehidupan bagi banyak orang untuk semakin manusiawinya manusia”.

Selamat Hari Guru. Guru Digugu Lan Ditiru  namun tak jarang hanya nunggu wong turu (ketika mengajar mjridnya tertitidur).[CDL]

Share
Leave a comment