Al Araf: Bohong Besar Sebut Islam Teroris

TRANSINDONESIA.CO,  SITUBONDO – Direktur Eksekutif Imparsial Al Araf menegaskan bahwa Islam itu bukan teroris, radikalisme, intoleransi, atau kelompok garis geras. Karena di semua agama ada akan hal itu, dan PBB pun tak menetapkan seperti itu. Jika ada yang mengatakan Islam seperti itu, adalah bohong.

Seperti halnya di Irlandia dan negara lainnya. Kenyataan itu ada meski bukan mayoritas pemeluk agama Islam.

“Jadi saya katakan bahwa Islam itu bukan teroris, radikal, garis keras atau intoleransi. Islam itu toleran dan bersahabat,” jelas Al Araf pada acara Silahturahim dan Halaqoh Ulama,Umaro dan tokoh masyarakat untuk Menolak Radikaliame dan Terorisme yang digelar Pondok Pesantren Al-Munir, bekerjasama dengan Rumah Kamnas di Pondok Pesantren Al – Munir, Situbondo, Minggu 17 September 2017.

Al Araf.[HSB]
Al Araf menjelaskan, teroris adalah suatu kekerasan dalam bentuk teror, dan bukan karena suka, agama atau lainnya. “Saya Islam tak mengejarkan hal-hal kekerasan. Apalagi NU. NU sangat cinta akan kedamaian,” katanya.

Sementara yang menyebabkan timbul atau munculnya, kekerasan dan menimbulkan konflik di suatu negara atas penyebaran kebencian yang melanjut menjadi kekerasan adalah, masalah idiologi.

Untuk menangkal itu, kata Al Araf, tak cukup dengan operasi militer atau kepolisian. Tapi harus melibatkan para para ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat itu sendiri.

Hal itu sudah dibuktikan oleh CIA. Betapa kuatnya CIA, tak mampu mencegah soal terorisme, radikalisme dan aksi penyebar kebencian.

“Peran tokoh agama, alim ulama, dan pemuka masyarakat adalah terpenting menanggkal terjadinya tindakan terorisme dan radikalisme,” tutup Al Araf.[BB]

Share