Membiarkan Preman Keliaran = Memelihara Binatang Buas

TRANSINDONESIA.CO – Binatang piaraan, pada umumnya unggas atau binatang-binatang yang lazim mampu menyesuaikan diri hidup berdampingan dengan manusia. Binatang yang dikategorikan sebagai binatang buas akan dipelihara dalam kebun binatang, taman-taman fauna yang menyerupai habitatnya atau dijadikan sirkus.

Binatang-binatang buas ini walau sudah dijinakkan dan hidup cukup lama bersama manusia, sewaktu-waktu naluri kebuasanya akan muncul dan bisa mencelakakan bahkan membunuh pawangnya sendiri.

Membiarkan premanisme berkeliaran dan ada dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, sama dengan memelihara binatang buas di dalam rumah. Preman dapat dimaknai seseorang atau sekelompok orang yang menjadi benalu atau kontra produktif karena aktifitasnya memeras, mengancam dengan tindakan kekerasan, atau melakukan kekerasan.

Ilustrasi
Ilustrasi

Berdampak timbulnya rasa ketakutan, tertekan, tidak nyaman, atau mau tidak mau menuruti atau mengikuti keinginan-keinginannya.

Mereka bisa mengatasnamakan keamanan, kebenaran, keadilan, kemanusiaan bahkan kesucian dengan cara-cara mengintimidasi, mengeroyok, menggunakan massa. Para preman hidup dari keringat orang lain atau bisnisnya menumpang atau menunggangi berbagai situasi yang dibuatnya semakin keruh atau menjadi blunder.

Para preman ini tentu tidak sendirian, dan ada godfathernya yang membackingi, membiayai bahkan menjamin bila harus berbenturan dengan aparat penegak hukum. Para preman ini akan semakin menonjol apabila mampu menekan, mengancam, memaksa maupun melawan aparat dengan anarkis.

Tingkat anarki dan rasa ketakutan atau keresahan warga yang tinggi menjadi salah satu pamornya. Para preman ini mempunyai tarif harga tatkala diminta berdamai, atau mengendalikan gerakannya maupun dimanfaatkan untuk maksud atau tujuan tertentu.

Para preman ini tanpa ragu dan tanpa malu main hitung-hitungan harga. wani piro ? Itu semboyannya‎. Maju tak gentar membela yg membayar. Mereka tahu keberadaannya dibutuhkan oleh para ndoro untuk kepentingan pribadi dan kroninya, sehingga mereka berani mematok harga atau menentukan tarif. wani piro?

Premanisme bervariasi dan bertingkat tingkat. Semakin besar dan semakin tinggi posisi dan derajatnya akan semakin mahal tarifnya dampak dari aktifitasnya pun dapat semakin luas, bahkan bisa menggoyang dan mengacaukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sehebat dan serapi apapun mengemasnya (dari posisi, peran dan fungsinya, bahkan dari berbagai atas nama yang dicatutnya), sekali preman tetap preman. Apapun kemasannya preman akan kembali pada nalurinya yang buas,mungkin juga jahat. Mereka bagai binatang buas yang dipelihara di rumah, tatkala kelaparan, atau ada masalah, mereka akan menerkam teman, sahabat bahkan tuannya.[CDL09012017]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share