Pasca Gempa Aceh Pemerintah Prioritas Belajar Mengajar
TRANSINDONESIA.CO – Pemerintah memprioritaskan kegiatan belajar mengajar berjalan normal pasca gempabumi Pidie Jaya Aceh. Data BNPB ada 271 bangunan sekolah rusak dan 86 sekolah rusak berat.
Klaster Pendidikan telah melakukan verifikasi lapangan terhadap gedung sekolah di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Bireuen. Tim memprioritaskan 86 sekolah rusak, dan Selasa 20 Desember 2016 sudah diverifikasi 13 lokasi. Verifikasi dilakukan Oleh Kementerian PU PERA, Kemendikbud, BPKP, BNPB dan dinas terkait.
Kegiatan belajar mengajar akan dimulai pada 3 Januari 2017. Sekolah akan tetap berjalan seperti biasanya dengan menggunakan tenda. Pembersihan diharapkan akhir Desember 2016 sudah selesai. 86 sekolah yang menjadi awal dan sudah ada indikasi merah dan kami prioritaskan. Menurut Danis H. Sumadilaga, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR, “Akhir Januari kami targetkan sekolah sudah menggunakan bangunan sekolah darurat/sementara, dan sudah tidak ada lagi yang belajar di bawah tenda”, ucapnya.
Pembangunan sekolah sementara, intinya kegiatan belajar mengajar tetap berjalan sebagaimana mestinya. Prinsipnya anak-anak sekolah dengan layak. Inspektur Utama BNPB Bintang Susmanto menyampaikan potret apa adanya, dan data yang rusak berat, sedang atau ringan. “Tim auditor dari Inspektorat Utama BNPB datang ke Aceh mendampingi BPKP dalam melakukan audit lapangan. Serta melakukan verifikasi melalui data satu pintu dari BNPB” katanya.
Selanjutnya Sekretaris Utama BNPB, Dody Ruswandi mengatakan dalam keadaan darurat kita semua terlindungi oleh UU No.24 tahun 2007. “Jalankan saja yang sudah terverifikasi di 13 lokasi yang sudah ditentukan. Silakan bangun kelas darurat, namun tetap memenuhi syarat standar keamananan kegiatan belajar mengajar” ujarnya. “Kemudian kita dinamis saja untuk mengupdate perkembangan dari hari ke hari. Gunakan Data Spasial BNPB, agar memudahkan survey prioritas lapangan” tambahnya.
Pemerintah menargetkan pembangunan permanen sekolah selama 6 bulan pengerjaan dan bangunan keseluruhan sekolah ditargetkan akhir tahun 2017. Targetnya adalah pembangunan kembali semua bangunan yang rusak akibat gempabumi. Namun prioritas pertama adalah fasilitas umum, seperti sekolah, masjid, dan sebagainya.[DON]