TRANSINDONESIA.CO – Dalam kasus penistaan agama oleh Ahok, jangan dibolak balik, seakan-akan umat Islam yang intoleran melaporkan pidana sang penista.
Yang sebenar, Ahok yang masuk ke wilayah menistakan agama lebih duluan.
Jangan dibolak balik, seakan umat Islam turun karena dibayar 500 ribuan. Padahal umat Islam bergerak dan patuh kepada ulama hanya menjalankan keimanan pada Al Quran. Bahkan surplus swadaya infak sumbangan.
Jangan dibolak balik, seakan umat Islam yang menekan polisi, jaksa dan pengadilan. Yang sebenar, tak ada pernyataan petinggi penegakan hukum yang merasakan adanya tekanan.
Jangan dibolak balik, seakan tak ada akibat dari perbuatan Ahok ikhwal penistaan agama. Padahal yang sebenar dan tak perlu dibuktikan lagi, notoir feiten, bahwa karena menjadi korban kolektif atas kemuliaan Al Quran. Dan dengan kecintaan pada Al Quran menjadi sebab materil bergeraknya umat Islam.
Jangan dibolak balik, seakan tak ada niat penistaan agama. Padahal sudah dibuktikan sendiri dengan perbuatan dan perkataan Ahok.
Jangan dibolak balik. Saudaraku, pembolak balikan ini terus dan akan terus terjadi. Di dalam dan di luar pengadilan. Jurus deconstructing, delegitimating, trashing akan terus dipakai lawan.
Ini yang mesti diluruskan. Ini yang mesti dicerahkan. Ini yang mesti dibantahkan. Di dalam dan diluar pengadilan.[Muhammad Joni]