Rumah Kamnas Nilai Polri Kiblat Demokrasi Polisi Dunia

TRANSINDONESIA.CO – Rumah Keamanan Nasional (Kamnas) patut menjadikan Polri sebagai “kiblat” democratic policing di dunia dalam menangani aksi demo berbasis agama “Aksi Bela Islam II”.

“Hanya di Indonesia pengamanan demo menggunakan simbol agama dengan pembacaan doa oleh jajaran kepolisian yang langsung berhadapan dengan massa,” kata Sekretaris Rumah Kamnas, Ali Asghar, kepada wartawan  di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu 5 Nopember 2016.

Peneliti Pusat Kajian Universitas Bhayangkara (Ubara) itu menilai Polri memahami karakter massa digunakan konsep pemolisian berbasis agama. Situasi tersebut mampu mengeleminir ketegangan dengan massa.

Sekretaris Jenderal Rumah Kamnas, Ali Asghar.[IST]
Sekretaris Jenderal Rumah Kamnas, Ali Asghar.[IST]
Bahkan tak jarang massa aksi 411 tersebut berselfie dengan Polwan berjilbab. “Konsep humanis yang sangat menyejukan,” ucapnya.

Namun disayangkannya, pasca bada Isya munculnya massa yang tiba-tiba menyulut bentrokan sehingga jatuhnya korban luka. “Darimana massa yang liar tak terkendali itu, padahal dari siang pendemo cukup tertib. Ini harus diungkap,” ujarnya.

Sementara, Kadiv Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar, membenarkan ada satu orang meninggal saat aksi bela Islam II atas nama Syarie Oye. Namun, Syarie meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) bukan di lokasi demo.

“Memang benar tercatat satu orang meninggal tapi di rumah sakit, infonya berkaitan dengan penyakit sebelumnya,” ujarnya, di Mabes Polri, Sabtu 5 Nopember 2016.

Boy menjelaskan, korban meninggal tersebut memiliki riwayat penyakit asma. Namun, polri tetap menyelidiki proses kejadian yang menimpa Syarie. Boy menambahkan, terdapat 160 orang dari massa aksi yang dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan karena gas air mata. Sedangkan sekitar 100 aparat harus menjalani perawatan.

“Jadi ada 79 anggota ada yg diluar rawan inap, rawan jalan, kemudian di RSPA ada 2 anggota kita, tni 5, petugas Damkar satu,” kata mantan Kapolda Banten itu.

Seperti diketahui, aksi bela Islam II berujung ricuh. Kericuhan tersebut mengakibatkan situasi mencekam setelah sejak pagi kondisi berjalan damai. Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang yang diduga provokator. Hingga kini mereka berstatus sebagai terperiksa.[ISH]

Share