Keluarga Korban Wafat Aksi Bela Islam II Minta Hukum Diberlakukan
TRANSINDONESIA.CO – Aksi unjuk rasa Bela Islam II, Jumat 4 Nopember 2016, malam lalu sempat diwarnai ketegangan di sekitar Istana Negara, Jakarta. Diketahui, satu orang korban meninggal imbas dari kericuhan yang terjadi. Korban meninggal adalah Syahrie Oemar Yunan (65 tahun).
Saat dikonfirmasi, anak almarhum, Gilang, membenarkan kejadian tersebut. Menurut Gilang, almarhum ayahnya meninggal dunia karena tidak kuat menahan gas air mata yang ditembakkan sejumlah aparat keamanan di lokasi sekira pukul 19.00 WIB Jumat 4 nopember 2016.
Kepastian penyebab kematian tersebut, Gilang mengatakan diperoleh ketika almarhum dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto. Di rumah sakit itu pula ayahnya menghembuskan nafas terakhir. Gilang mengaku tidak menyertai ayahnya berdemonstrasi.
“Kronologisnya, ketika jam tujuh malam, saat pembubaran paksa kena gas air mata. Saya tidak di lokasi. Ayah bersama tetangga. Sempat dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto. Wafatnya dinyatakan di rumah sakit,” kata dia saat dihubungi, Sabtu 5 Nopember 2016.
Gilang menyatakan pihak keluarga mengikhlaskan kepergian almarhum. Namun, ia menjelaskan, keluarganya tak berkaitan dengan kelompok politik apa pun.
Dia menegaskan ayahnya berangkat bersama sejumlah tetangga ke lokasi unjuk rasa dengan niat pribadi. Saat ini jenazah masih disemayamkan di rumah duka yang beralamat di Kelurahan Binong, Curug, Kabupaten Tangerang. Rencananya, pemakaman almarhum akan dilangsungkan hari ini.
“Orang tua saya bukan orang partai. Tidak membawa atribut. Semata-mata kehadiran ayah saya dalam aksi demo 4 November itu sebagai simpati dan umat kaum Muslimin.
Karena itu, pihak keluarga menuntut penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur Ahok harus ditindak dengan hukum,” paparnya. Dia mengatakan pihak keluarga tidak menuntut dengan cara hukum Islam. “Tapi hukum negara yang berlaku,” ujar dia.
Polri Benarkan
Sementara, Kadiv Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amarmembenarkan ada satu orang meninggal saat aksi bela Islam II atas nama Syarie Oye. Namun, Syarie meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) bukan di lokasi demo.
“Memang benar tercatat satu orang meninggal tapi di rumah sakit, infonya berkaitan dengan penyakit sebelumnya,” ujarnya, di Mabes Polri, Sabtu 5 Nopember 2016.
Boy menjelaskan, korban meninggal tersebut memiliki riwayat penyakit asma. Namun, polri tetap menyelidiki proses kejadian yang menimpa Syarie. Boy menambahkan, terdapat 160 orang dari massa aksi yang dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan karena gas air mata. Sedangkan sekitar 100 aparat harus menjalani perawatan.
“Jadi ada 79 anggota ada yg diluar rawan inap, rawan jalan, kemudian di RSPA ada 2 anggota kita, tni 5, petugas Damkar satu,” kata mantan Kapolda Banten itu.
Seperti diketahui, aksi bela Islam II berujung ricuh. Kericuhan tersebut mengakibatkan situasi mencekam setelah sejak pagi kondisi berjalan damai. Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap 10 orang yang diduga provokator. Hingga kini mereka berstatus sebagai terperiksa.[ROL/ISH]