Bapak Presiden Jokowi, 4 Nopember adalah Parade Dakwah Keadilan
TRANSINDONESIA.CO – Ada yang memberikan forcasting terkait unjuk rasa (unras) pada 4 November 2016, akan berimplikasi terhadap pemakzulan pemerintahan Jokowi-JK.
Terhadap forcasting tersebut, ada beberapa hal yang penting untuk di cermati :
- Isu utama unras hanya fokus pada isu penegakan hukum terhadap seseorang yang diduga telah melakukan tindakan pidana yaitu melakukan Penistaan agama. Ingat fokusnya pada seseorang bukan community atau kelompok tertentu.
- Dari sisi ekonomi, unras tersebut tidak berdampak apapun karena secara data, perekonomian saat ini dinilai stabil dan tidak ada goncangan yang begitu mengkhawatirkan, apalagi program tax amnesty tahap 1 berjalan sesuai target bahkan melebihi target yang dibuat pemerintah. Perbankan Nasional banyak memiliki likuiditas dan sehat (CAR Perbankan 22 %). Itu artinya pemerintah punya banyak uang untuk mampu menjalankan serta mengendalikan perekonomian nasional.
- Intervensi asing terlihat pada bagaimana pemerintah menyikapi kondisi regional bukan pada mencampuri lebih dalam persoalan domestik, apalagi soal unras bela Islam yang berlatar belakang isu Penistaan agama.
- Aktor keamanan dan pertahanan negara masih solid dibawah kendali panglima tertinggi dan tidak ada satupun faksi yang melakukan subordinasi terhadap pimpinan. Sehingga kecil kemungkinan pemerintahan ini bisa terguling.
Jadi jika ada isu kearah penggulingan kekuasaan atau pemakzulan yang dikaitkan dengan unras tanggal 4 November 2017, itu forcasting yang mengada ada alias cerita dongeng belaka. Kecuali motifnya untuk menciptakan dan menaikkan eskalasi untuk tujuan-tujuan yang tidak bertanggung jawab.
Soal Ahok??? Dia harus di proses hukum atas pernyataan dia tentang surat Al Maidah ayat 51.
Unras 4 November esok bukanlah berlatar belakang pilkada. Ada penggiringan opini bahwa unras seolah-olah upaya penjegalan Ahok untuk bisa berpartisipasi dalan Pilkada. Ini harus diluruskan!!!!
Yang menjadi objek dan isu utama unras adalah penegakan hukum untuk keadilan ummat Islam yang agamanya sudah dinistakan melalui pernyataan saudara Ahok tentang surat Al Maidah ayat 51.
Ini penting agar publik memahami. Sekali lagi, ummat islam menginginkan penegakan hukum yang berkeadilan terhadap pernyataan tersebut.
Unras akan berjalan damai sesuai dengan nilai nilai Islam yang Rahmatan Lil ‘alamin. Unras besok merupakan parade dakwah keadilan agar proses hukum yang berjalan dapat sesuai dengan kaidah kaidah dan norma hukum yang berlaku serta memastikan agar aparat penegak hukum bekerja sesuai dengan aturan yang ada dan hukum harus ditegakkan kepada setiap orang di Republik ini tanpa pengecualian.
Bapak Presiden Jokowi, yakinlah unras besok bukan menjadi upaya atau trigger movement untuk merusak dan memecah belah persatuan bangsa apalagi untuk menjatuhkan kepemimpinan bapak. Unras besok bukan untuk mendeskreditkan agama tertentu atau suku tertentu atau RAS tertentu. Unras besok hanya ingin mengawal dan memastikan agar hukum bisa ditegakkan kepada seorang Ahok.
Mari sampaikan aspirasi dengan damai dan tertib tanpa anarkis!!!!!
Jika melihat struktur isu dan variabel penyebaran isu serta implementasi dari isu, isu soal bela Islam karena tindakan penistaan agama sudah mengideologisasi. Dalam teori penggalangan ada yang disebut dengan MICE. MONEY, IDEOLOGI, COMPROMISE AND EGO. Soal ideologisasi isu akan berimplikasi pada gerakan yang sangat ideologis. Rasanya sulit untuk melakukan kanalisasi gerakan. Dan jika gerakan yang sangat ideologis di respon dengan destruktif bisa menghasilkan counter yang luar biasa dan berimplikasi kemana mana.
Mari teduhkan suasana, ciptakan situasi kondusif, tegakkan hukum dan keadilan serta jangan terlalu lebay memberikan respon maka Indonesia akan baik-baik saja.
Soal Ahok? Ya jalankan proses hukum untuk keadilan masyarakat.
Muhammad Arfan [Mantan Megawati Institute-Mantan Pengurus PB HMI-Master Bidang Intelijen UI]