Cuaca Kering, Kebakaran Hutan Meluas di Kalbar dan Kalteng

TRANSINDONESIA.CO – Lima hari terakhir, cuaca kering melnada wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Tanpa hujan bahkan awan potensial pun tidak tumbuh di atmosfer sehingga hujan buatan tidak dapat beroperasi.

“Potensi kemudahan terjadi kebakaran ditinjau dari analisa cuaca di Kalbar dan Kalteng sangat tinggi. Artinya mudah terbakar. Ironisnya pembukaan lahan dengan membakar masih marak dilakukan sehingga hotspot banyak ditemukan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan persnya kepada Transindonesia.co, Rabu, 14 September 2016.

Dikatakan Sutopo, Satelit Modis dengan sensor Terra Aqua pada Rabu, 14 September 2016, pukul 17.00 WIB, mendeteksi ada 80 hotspot di Kalimantan Barat dan 66 hotspot di Kalimantan Tengah.

Kebakaran hutan.[DOK]
Kebakaran hutan.[DOK]
“Daerah yang dibakar adalah daerah-daerah yang tahun 2015 juga mengalami kebakaran. Di perbatasan Kalbar dan Kalteng banyak ditemukan hotspot,” kata Sutopo.

Menurutnya, daerah-daerah yang banyak hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang dan tinggi di Kalbar adalah Ketapang 35, Sintang 15, Melawi 10, Sekadau 9, Sanggau 6, Kayong Utara, 2, Kubu Raya 1, Landak 1, dan Sambas 1. Sedangkan hotspot di Kalteng kebanyakan berada di Kota Waringin Timur 21, Lamandau 14, Katingan 11, Seruyan 6 dan Ketapang 3. Sumber api berasal dari pembukaan kebun dan pertanian dengan cara membakar.

Sedngkan pada Selasa, 13 September 2016, satelit NOAA juga mendeteksi kebakaran hutan dan lahan di Kalbar dengan 185 hotspot. Sebarannya adalah Sanggau 40, Kepatang 30, Sintang 45, Sekadau 54, Landak 6, Kapuas Hulu 3 dan Melawi 4.

“Kebakaran hutan dan lahan yang terus marak berlangsung sejak lima hari terakhir menyebabkan asap menyebar. Berdasarkan pantauan satelit Himawari hari ini pukul 14.00, terlihat sebaran asap tipis di Kalbar dan dan Kalteng,” ujarnya.

Beberapa kabupten di Kalbar terjadi sebaran asap tipis yakni, Kabupaten Ketapang (daerah Hulu Sungai, Simpang Hulu), Melawi (daerah Tanah Pinoh, Belimbing), Sintang (daerah Sepauk, Ketunggau Tengah, Ketunggau Hulu, Kayan Hulu), Sekadau (daerah Sekadau Hulu, Belitang Hulu), dan Kapuas Hulu (daerah Silat Hulu),

Sedangkan sebaran asap tipis di Kalteng meliputi, Kabupaten Kota Waringin Timur (daerah Antang Kalang), Lamandau (daerah Bulik Tim), dan Katingan (daerah Sanaman Mantikei, Marikit, Katingan Hulu).

“Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan hingga saat ini. Sebanyak 2.492 personi gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar dan MPA melakukan pemadaman di darat di Kalbar. Sedangkan di Kalteng sebanyak 2.363 personil memadamkan di darat,” terang Sutopo.

Lebih lanjut Sutopo mengatakan, untuk operasi udara BNPB mengerahkan 4 heli water bombing dan 1 pesawat Casa hujan buatan. Heli jenis Bolcow, Bell 214 dan MI 172 terus memadamkan dari udara. Fokus pemadaman hari ini adalah di area 5-10 NM (Nautical Miles) dari Bandara Supadio agar bandara tidak tertutup asap. Sedangkan pesawat hujan buatan masih standby karena tidak ada awan potensial yang dapat disemai menjadi hujan.

“Di Kalteng, BNPB mengerahkan 4 heli water bombing jenis Bell 214B dan Kamov KA32 yang sekali terbang mampu membawa 4.000 liter air,” katanya.

Lokasi hotspot yang jauh dan banyak menyebabkan tidak semua lokasi kebakaran dapat dipadamkan dari udara. Sumber air juga jauh dengan lokasi kebakaran sehingga helikopter tidak mampu bermanuver banyak melakukan water bombing.

“Tim darat juga mengalami kendala yang sama yaitu terbatasnya sumber air untuk memadamkan. Begitu juga lokasinya sulit dijangkau sehingga sulit dipadamkan. Ini ditambah pembakaran dengan sengaja masih terus dilakukan sehingga hostpot masih terus banyak ditemukan,” tambahnya.[SAF]

Share