Ubara Beri Beasiswa S1 dan S2 pada Lfiter Sri Wahyuni dan Pelatihnya

TRANSINDONESIA.CO – Lifter Indonesia peraih medali perak pada Olimpiade Rio de Janeiro,  Sri Wahyuni Agustiani, mendapat beasiswa S1 dan S2 dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubara).

Pemberian beasiswa oleh Ubara langsung diberikan Rektor Umbara Irjen Pol Bambang Karsono, pada Sri Wahyuni dan pelatihnya yang telah mengharumkan nama Kampus Ubara.

“Sri Wahyuni merupakan mahasiswi Ubara fahultas hukum. Atas prestasi yanh diraih Sri Wahyuni mengharumkan nama bangsa di Olimpiade, civitas Ubara menyambut gembira sekaligus terharu yang juga  membawa harum nama Kampus Ubara. Prestasi yang diraih ini kami apresiasi dengan memberikan beasiswa S1 dan S2 sampai selesai,” kata Rektor Ubara disela-sela acara wisuda Sekolah Kamnas Commencement National Security Studies Program & Diskusi Buku Intercourse With Tragedy”, di Kampus Universitas Bhayangkara II di Medan Perjuangan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis 1 September 2016.

Selain memberi beasiswa pada lifter Sri Wahyuni, Ubara juga memberi beasiswa pada Supani yang merupakan orang terdekat Sri Wahyuni sebagai pelatih dan menjadikan Sri Wahyuni penhangkat total 192 kg, dengan angkatan snatch 82 kg dan clean and jerk 107 kg.

Rektor Universitas Bhayangkara, Irjen Pol Bambang Karsono memberi beasiswa penuh S1 dan S2 pada  Lifter Sri Wahyuni di Kampus Ubara, Kota Bekasi, Rabu 1 September 2016.[Imh]
Rektor Universitas Bhayangkara, Irjen Pol Bambang Karsono memberi beasiswa penuh S1 dan S2 pada Lifter Sri Wahyuni di Kampus Ubara, Kota Bekasi, Rabu 1 September 2016.[Imh]
Didampingi Wakil Pembantu Rektor III, Bagus Hary, Rektor Umbara mengatakan, beasiswa untuk atlet dan pelatih ini diharapkan dapat menjadikan atlet-atlet memiliki keilmuan yang lebih baik lagi setelah tidak lagi aktif di atlet.

“Kami bangga dengan mahasiswa berprestsi di dunia internasional seperti Sri Wahyuni yang mengharumkan bangsa,” kata Rektor.

Sebagaimana diketauhi, Sri Wahyuni, peraih medali perak angkat besi Olimpiade Rio de Janeiro 2016 menjadi debut pertama lifter putri kelahiran Bandung, 13 Agustus 1994 tersebut di pesta olah raga multicabang terbesar di dunia itu.

Performa Sri Wahyuni  memang terlihat mumpuni sejak tiga tahun belakangan ini. Sejak merebut medali emas Islamic Solidarity Games 2013 di Palembang, penampilannya terus menanjak dengan merebut emas di SEA Games Myanmar pada tahun yang sama.

Sri Wahyuni  pernah dipertimbangkan untuk tidak masuk dalam proyeksi Olimpiade 2016 setelah gagal di Kejuaraan Dunia 2015 di Houston, Texas, Amerika Serikat, lifter nasional asal Jawa Barat ini  akhirnya menjawabnya dengan medali di Olimpiade Rio de Janeiro ini. Sabtu 6 Agutus 2016 waktu setempat, Yuni berhasil mempersembahkan medali pertama untuk Merah Putih, medali perak dari kelas 48 kg.

Performa Sri semakin terlihat mumpuni sejak tiga tahun belakangan ini. Sejak merebut medali emas Islamic Solidarity Games 2013 di Palembang, penampilannya terus menanjak dengan merebut emas di SEA Games Myanmar pada tahun yang sama, ketika usianya baru menginjak 19 tahun.

Potensinya semakin terlihat ketika dirinya merebut dua emas dan satu perak di Kejuaraan Dunia Junior Angkat Besi di Rusia, Juni 2014 lalu. Beberapa bulan setelahnya, September 2014, giliran medali perak Asian Games yang ditambahkannya ke dalam koleksi.

Pada 2015 lalu, Sri Wahyuni sempat mengalami kendala dalam program latihannya. Hingga membuatnya yang sudah ditargetkan medali di Kejuaraan Dunia di Houston tampil buruk dan justru gagal membawa pulang medali. Hal itu sempat membuat Satlak Prima mempertimbangkannya kembali untuk dimasuk dalam proyeksi Olimpiade 2016 ini. Namun, PABBSI menilai jika dia berpotensi. Hingga PABBSI pun berusaha memperbaiki kendala sehingga Sri Wahyuni masuk dalam atlet Indonesia.[Imh]

Share