Landasan Tak Cukup, AirAsia Tunda Pengoperasian A320 di Pekanbaru

TRANSINDONESIA.CO – Maskapai terkenal slogan low cost carrier atau berbiaya hemat AirAsia, tepaksa menunda rencana pengoperasian armada pesawat lebih besar Aibus A321 di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru karena terbatasnya landasan pacu.

“Ada rencana AirAsia mau ganti armada. Yang sekarang dipakai pesawat Airbus A320, nantinya diganti menjadi A321,” terang Ketua Komite Operator Penerbangan (AOC) Pekanbaru, Wahyu Wijanarko mengklaim di Pekanbaru, Rabu 31 Agustus 2016.

Saat ini, tercatat AirAsia melayani rute penerbangan Kuala Lumpur-Pekanbaru pergi pulang satu kali sehari dengan operasikan tipe pesawat Airbus A320 seri 200 berkapasitas 180 kursi dengan semua kelas ekonomi.

Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II.[DOK]
Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II.[DOK]
Wahyu melanjutkan, pihak otoritas bandara setempat sudah diinformasikan karena panjang runway atau landasan pacu dinilai masih kurang bagi tipe pesawat Airbus A320 karena memiliki kapasitas yang lebih besar.

Kini, bandara di Pekanbaru masih mengoperasikan dengan panjang landasan 2.240 meter dan lebar 45 meter. Padahal, akhir tahun lalu ada penambahan panjang landasan 360 meter atau menjadi 2.600 meter, tetapi belum bisa difungsikan terkait sistem navigasi.

“Dengan kondisi runway sekarang, sangat restricted (terbatas) sekali karena panjang landasan cuma 2.240 meter. Jika lebar landasan sudah cukup, sebab sudah 45 meter. Cuma untuk panjangnya belum,” ucapnya Seperti diketahui, Airbus A321 merupakan keluarga A320. A321 memiliki bodi pesawat paling panjang dan besar dibandingkan A320 maupun A319, sehingga mampu membawa penumpang lebih banyak.

Airbus dilaporkan kini lebih berkonsentrasi memproduksi pesawat narrow-body atau berbadan sempit dengan single aisle atau lorong tunggal dengan kapasitas terbesar yakni A321 dan A321neo.

“Kalau kita paksakan pakai A321 dengan landasan 2.240 meter, maka daya angkut jadi berkurang. Sebab harus disesuaikan dengan panjang landasan bandara dan tidak efisien,” kata Wahyu.

General Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Jaya Tahoma Sirait mengaku, pihaknya miliki kendala dengan pembebasan lahan milik warga setempat, sehingga perpanjangan infrastruktur runway 2.600 meter belum bisa berfungsi.

“Untuk pemindahan instrumen sistem pendaratan (ILS), sedang kita proses. ILS harus kita geser sekitar 360 meter dari tempat semula atau sesuai dengan panjangnya runway,” paparnya.[Ant/Ful]

Share