Trump: Obama ‘Pendiri’ ISIS

TRANSINDONESIA.CO – Donald Trump meningkatkan kritiknya terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Barack Obama di Irak dan Suriah, seraya menyebut Obama “pendiri” kelompok teror ISIS.

“Ia (Obama) adalah pendiri ISIS. Ia pendiri ISIS. Ia pendirinya. Ia mendirikan ISIS,” kata calon presiden Amerika dari partai Republik Donald Trump kepada massa pendukungnya dalam kampanye di Florida Rabu (10/8/2016) malam.

Trump kemudian mengatakan pendiri ISIS lainnya adalah “si pembohong Hillary Clinton.”

Trump sebelumnya menuduh calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton mendukung kebijakan-kebijakan yang mengarah pada pembentukan kelompok teroris itu. Tetapi Trump Rabu meningkatkan kritiknya terhadap pemerintahan Amerika sekarang ini, juga dengan mengatakan bahwa ISIS, dalam banyak hal, menghormati Presiden Obama.

Kandidat calon presiden dari partai Republik, Donald Trump dalam kampanye di Portsmouth, New Hampshire (10/12/2015).(Ap)
Kandidat calon presiden dari partai Republik, Donald Trump dalam kampanye di Portsmouth, New Hampshire (10/12/2015).(Ap)

Ketika ditanya mengenai pernyataannya Kamis pagi di jaringan televisi kabel CNBC, Trump mengulangi klaimnya. Trump kemudian tampak mengaitkannya dengan tentangan terdahulunya terhadap perang di Irak. Hillary Clinton mendukung perang di Irak sewaktu menjadi senator. Barack Obama, yang belum menjadi anggota Kongres ketika itu, secara terbuka menentang invasi tersebut.

Invasi yang dipimpin Amerika terhadap Irak dianggap luas sebagai perang yang mendorong krisis di Suriah sekarang ini. Sebagian anggota partai Republik telah mengritik Presiden Obama dan Hillary Clinton karena tidak bertindak cukup agresif dalam menyerang kelompok ISIS sewaktu

kelompok itu merebut wilayah di Irak dan Suriah dua tahun silam. Tetapi tak seorang pun petinggi partai Republik yang bertindak lebih jauh dengan menuduh Presiden Obama sebagai pendiri kelompok itu.

Pernyataan-pernyataan kontroversial Donald Trump dan kecaman-kecaman kasar terhadap lawan-lawan politiknya menimbulkan perpecahan di partai Republik.

Sebagian anggota senior partai tersebut mencela penetapan Trump sebagai calon partai dan menyebutnya tidak pantas untuk memimpin. Jajak pendapat menunjukkan kampanyenya terancam. Trump ketinggalan dari Clinton di beberapa negara bagian penting dan dukungan terhadap Trump berkurang di beberapa kubu pertahanan tradisional partai Republik.[Voa/Fen]

Share