TRANSINDONESIA.CO – Ketua Presidium Indoneis Police Wacth (IPW), Neta S Pane meminta Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mencermati berbagai proyek pengadaan di intitusi yang dipimpinnya.
“Agar pengadaan untuk fasilitas, sarana, dan prasarana Polri berjalan tepat guna dan terhindar dari manuver mafia proyek serta pengusaha yang pernah bermasalah dengan kepolisian,” kata Neta kepada Transindonesia.co di Jakarta, Minggu (24/7/2016).
Neta menegaskan, karena sejumlah pengusaha yang pernah bermasalah dengan proyek-proyek pengadaan di Polri “terlihat hidup lagi” dan bermanuver untuk mendapatkan berbagai proyek pengadaan dengan nilai ratusan miliar, bahkan ada yang mencapai triliunan rupiah, terutama untuk proyek Kredit Ekspor.
![Mabes Polri.[Dok]](http://transindonesia.co/wp-content/uploads/2016/07/Mabes-Polri.jpg)
Selain itu contoh Neta, pengusaha AN yang masih bermasalah dengan proyek e-KTP, aktif melakukan lobi untuk menguasai proyek pengadaan di Assaspras Polri.
“Hadirnya Kapolri baru mereka anggap sebagai kesempatan baru untuk kembali masuk dan menguasai Polri,” ucap Neta.
Neta berharap, Kapolri Tito mencermati manuver mafia proyek ini, apalagi mereka mengincer proyek-proyek yang sangat strategis.
Ledih jelas Neta menyatakan, JW lewat pengusaha lain, LS berusaha mendapatkan sejumlah pengadaan, seperti peralatan berat di Brimob, proyek peralatan penjinak bom, robot anti bom dan baju anti bom, yang nilainya ratusan miliar rupiah.
“Kapolri perlu mengawasi proyek pengadaan ini agar produk yang diperoleh personil Polri benar-benar tepat guna, berkualitas, tidak abal-abal, dan tidak bermasalah,” katanya.
Ini perlu dilakukan Kapolri, karena dalam fit and proper test di Komis III DPR, Tito mengungkapkan jika menjadi Kapolri dirinya akan melanjutkan program Reformasi Polri dan akan mewujudkan organisasi dan postur Polri yang ideal dengan didukung sarana prasaran kepolisian yang modern.
“Untuk itu, kita berharap perlu adanya kontrol yang ketat agar pengadaan sarana dan prasarana Polri bebas dari mafia proyek proyek serta pengusaha bermasalah, sehingga Polri benar-benar bisa memiliki sarana dan prasarana yang modern dan bukan abal-abal. Untuk itu Tito perlu segera melakukan reformasi di jajaran Assaspras Polri,” tambahnya.[Saf]