Sang Pemimpin Reformasi Birokrasi
TRANSINDONESIA.CO – Menjabarkan makna dan implementasi reformasi birokrasi dapat dilihat dari para pemimpinya dalam melakukan perbaikan lingkup birokrasi yang dipimpinnya.
Perbaikan yang dilakukan ditunjukan dari: 1. Visi yang menunjukkan tingkat kecerdasan untuk mewujudkan impian bagi penyiapan yang lebih baik di masa yang akan datang. Sang pemimpin tatkala tingkat kecerdasanya cupet atau hanya pas-pasan maka tidak akan mampu mereformasi.
2.Kejujuran, seorang pemimpin tatkala tidak jujur maka akan melakukan kebohongan-kebohongan dan bermain-main dengan kekuasaanya tidak lagi menjadi patriot. Bisa saja menjadi benalu yang menggerogoti.
3.Ketulusan hatinya, merefleksikan bahwa apa yang menjadi kebijakan dalam mewujudkan mimpinya adalah untuk memperbaiki kesaslahan, menyiapkan kebutuhan dan harapan di masa kini maupun bagi masa depan yang lebih baik.
4.Berani, memiliki keberanian untuk menjadi tempered radikal, keluar main stream atau out of the box dalam mewujudkan impianya dan 5.Bertangung jawab, apa yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, administrasi, fungsional, sosial maupun secara moral.
Sang pemimpin sadar bahwa dirinya akan menjadi sang pencerah, role model bahkan sebagai ikon.
Sang pemimpin akan menemui tantangan, ancaman, hambatan, gangguan yang besar dari dalam maupun dari luar. Dari bawahan, teman selevel hingga atasanya.
Kenyamanan dengan pola-pola yang lama menjadi lilitan kuat untuk mempertahan kenyamanan dan kemapananya.
Sang pemimpin reformasi berani mengingatkan dan menghentikan yang salah, mengatakan dan melakukan yang benar. Tiada hari tanpa berbuat kebaikan dan melakukan perbaikan.[CDL-13072016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana