Diujo Setan?

TRANSINDONESIA.CO – Puisi Kyai Haji Mustafa Bisri mengatakan, “Tuhan, Nabi kau puji-puji, namun ajaranya kau kentuti, setan iblis kau laknati tetap ajaranya kau ikuti”. Apa yang dikatakan dalam puisi itu merefleksikan betapa Tuhan untuk mainan dan dipermainkan.

Iman dan pertobatan seakan dinilai dan dibayar dari uang semata. Tuhan dipuji dalam pidato-pidato semata tidak tercermin dalam perbuatan dan kebijakan. Tuhan dipercaya untuk menyenangkan, memudahkan bahkan melegitimasi perbuatan setan.

Sering kali bagi orang yang beriman bertanya mengapa masih terjadi orang-orang yang berkhianat, penjahat dan berkelakuan bejat malah terhormat, naik pangkat dan menjadi pejabat? Inikah kondisi diujo setan?

Ilustrasi
Ilustrasi

Diujo bisa dimaknai sedang diberi promosi kenikmatan, tidak seindah asli atau dampaknya. Mahar dan dampaknya berat, dari kehormatan sampai keselamatan jiwa dipertaruhkan.

Sering kita mendengar sudah menjadi lingkaran setan, itu menunjukkan betapa kompleks dan gilanya suatu keadaan. Mewaraskan untuk mengurai atau mengajak keluar dari lingkaran setanpun akan beresiko tinggi.

Pengikut setan menghalalkan semua cara, tidak lagi peduli akan manusia masa kini ataupun masa yang akan datang. Merasa paling baik, benar dan memberi solusi bersama kroni inilah gejala yang menjadi simtomnya.

Permukaanya nampak humanis, religius namun kedalamanya sangat misterius. Siapa saja yang terjerumus akan terus terseret dalam pusaran arus deras. Tak akan mampu keluar dan sadar jika tidak memiliki nyali atau siap dimatikan.

Mengikut Tuhan memang penuh larangan, batasan, dan kewajiban. Sebaliknya mengikut setan penuh dengan kenikmatan, kemudahan, kemewahan, apa saja boleh dilakukan. Setan tidak akan menunjukkan dampak dan resikonya, ia menjebak didepan dengan segala iming-iming dunia.

Yang bermakna semua ada batasnya dan sengsara pada yang baka. Sebaliknya mengikut Tuhan dalam dunia fana penuh batasan, larangan dan kewajiban namun diberikan kebahagian, kenikmatan baka bagi yang percaya.

Percaya saja kepada Tuhan bukanlah jaminan, jika terhanyut dan terus melakukan serta membanggakan ajaran setan.[CDL-10072016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share