Pembakaran Hutan dan Lahan di Riau Melonjak
TRANSINDONESIA.CO – Selama dua hari pertama bulan Juli 2016, titik panas di Pulau Sumatera, terutama Provinsi Riau, melonjak drastis akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten yang diduga disengaja.
Data satelit badan kelautan dan atmosfer Amerika Serikat (NOAA) menunjukkan terdapat dua titik panas di Sumatera pada Rabu (29/7/2016). Hari berikutnya meningkat menjadi 17 titik. Kemudian, pada Jumat (1/7/2016), titik panas telah mencapai 27 buah, 15 di antaranya berada di Riau.
Tren ini sejalan dengan temuan di lapangan. Komandan Satgas Udara Riau, Marsekal Pertama Hendri Alfiandi, mengatakan pihaknya melihat peningkatan kebakaran selama satu pekan terakhir, bersamaan dengan awal musim kemarau. Dia menduga kebakaran itu merupakan ulah manusia.
“Di Kabupaten Rokan Hilir, penerbang TNI AU melihat dua orang membawa obor, sengaja membakar lahan. Namun, saat itu pesawat tidak mengangkut pasukan. Besok akan kami cari pelakunya dan bawa ke polisi,” kata Marsma Hendri kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Wieko Sofyan mengatakan satu kompi Pasukan Khas sengaja diturunkan untuk membantu upaya pemadaman api di Riau. Pasukan tersebut akan bekerja sama dengan kepolisian Riau untuk memburu pelaku pembakaran.
Sepanjang 2016, Polda Riau telah menangkap puluhan orang dan menempatkan para individu tersebut sebagai tersangka pembakar hutan dan lahan. Tiada satu pun dari mereka yang berasal dari perusahaan. Hal ini berbeda dari Desember 2015 lalu, tatkala lima pejabat perusahaan ditetapkan sebagai tersangka.
Ribuan hektare
Berdasarkan data sementara, Kepala Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edward Sanger, mengatakan jumlah lahan yang mengalami kebakaran di Riau mencapai 1.076 hektare.
“Jumlah itu jauh lebih rendah daripada dua tahun sebelumnya. Kalau 2014, pada bulan yang sama, sudah 23.000 hektare. Tahun lalu, juga pada bulan Juli, hampir 6.000 hektare dilanda kebakaran,” kata Edward.
BPBD, menurut Edward, terus memantau data satelit. Namun, data itu punya kelemahan. “Seperti kemarin ada katanya 31 titik panas. Dari jumlah itu, yang tingkat confidence-nya di atas 70% ada enam hingga tujuh titik. Kita periksa di lapangan, nggak ada,” ujar Edward.
Pada Maret lalu, kebakaran hutan dan lahan melanda sebagian wilayah Provinsi Riau sehingga pemerintah setempat menetapkan status siaga darurat.
Status ini diperpanjang hingga September 2016 mendatang. Kekuasaan perempuan juga sampai ke Skotlandia dengan Perdana Menteri perempuan Nicola Sturgeon, dan seorang pemimpin Partai Konservatif di utara perbatasan juga seorang perempuan.[Bbc/Ful]