Cugetan: Ajur Mumur Ora Iso Makmur
TRANSINDONESIA.CO – Cugetan dapat dipahami cepat marah, gampang tersinggung. Selalu kurang, apa yang ada tidak bisa disukuri apalagi dinikmaati.
Serba kurang inilah dan itulah, terus saja menuntut dan mengeluhkan. Kondisi seperti ini akan membawa energi negatif pada dirinya dan menjadikan perasaan iri, dengki, merasa lebih dari yang lain. Tak jarang juga menghakimi dan menyalah-nyalahkan.
Tatkala sudah menjatuhkan judge menyalahkan, maka bisa berkembang menjadi kebencian. Dari sinilah selalu melihat kekurangan dan kelemahan orang lain, tiada kebaikan dan tiada lagi syukur.
Inilah awal mula yang menjadi kehancuran (ajur mumur). Satu dengan lainnya bisa saja saling serang, saling merusak bahkan saling membunuh. Tatkala ditanya apa masalahnya, biasanya juga tidak mampu menjelaskan semua menjadi kabur bahkan bisa mengakui hanya ikut-ikutan.
Menginginkan sesuatu yang memaksakan bahkan bisa disertai dengan tindakan merusak bahkan mematikan orang lain. Tatkala tidak disetujui atau tidak bisa diwujudkan mulai meradang dan menghembuskan nafas kebencian tanpa mampu menjelaskan apa akar masalahnya.
Mereka lupa apa yang dilakukan bisa menjadi suatu konflik dengan korban yang begitu luas namun lagi-lagi mereka, dengan santai dan tanpa merasa bersalah mengatakan, bahwa tindakanya sebatas ikut-ikutan.
Tentu saja akan mengelak atau menghindar tatkala dimintakan pertanggungjwaban atau tatkala akan dikenai sanksi hukum.
Sikap cugetan ini bukan saja dilakukan orang perorang, namun juga bisa dalam kelompok/kawanan/gerombolan. Bahayanya, tidak ada lagi kepekaan dna kepedulian akan kemanusian.
Yang dipentingkan puas, menang dan tidak lagi peduli dengaan penderitaan dan kehancuran. Tabiat cugetan menjadikan kehancuran dan sulit untuk mencapai kemakmuran. Karena logika, kepekaan, kepedulian akan digantikan dengan kebencian, kemarahan dan penghancuran.[CDL-21062016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana