Kucing Tak Ada Tikus Berpesta

TRANSINDONESIA.CO – Kucing tak ada tikus berpesta…Berpesta pora di atas meja…Tapi celaka si manis tiba…Tikus2nya lari semua…

Lagu anak-anak tersebut haampir tidak lagi terdengar. Lagu yang dapat menjadi analogi bagi birokrasi yang pemimpinya berusaha menjadi rasional, bermoral dan berkeinginan maju, namun dibawah tetap saja seperti yang dulu.

Terus berpesta pora, eforia menyalahgunakan kewenangan, mengemplang rakyatnya. Tatkala diaudit dan ketahuan berantakkan semua. Lagi-lagi orang kecil dan rakyat yang tetap menjadi korbanya, dan dijadikan tumbalnya.

Kucing dan Tikus.
Kucing dan Tikus.

Penyimpangan didalam birokrasi yang telah terstruktur memang tidak dilakukan sendiri. Ada yang membackingi atau setidaknya dijadikan tameng untuk menakut-nakuti atau untuk melindunginya.

Karena merasa aman dan nyaman, inilah mereka seakan tiada takutnya. Semua bisa dibeli, semua bisa diuangkanya dan siapa saja boleh berteriak tetap mereka tetap saja melakukannya.

Sampai kapan mereka berpesta pora? Mereka menganggap apa yang dilakukan wajar  dan membudaya. Tatkala ditanya sampai kapan, tidak jelas jawabannya. Yang pasti ketika pemimpinnya waras dan ada sistem pesta usai dan mulailah untuk cuci piring. Bagai si manis tiba dan tikus-tikusnya lari semua.[CDL-20062016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share