Single Identity Simbol Revolusi Mental: Ndoro Tak Mau atau Tak Mampu?

TRANSINDONESIA.CO – Identitas merupakan suatu kunci dari pelayanan, perlindungan, jaminan, pertanggung jawaban, penegakkan hukum. Identitas yang beragam akan memberi banyak peluang untuk menyimpang.banyak yang tidak mau tahu atau selalu ingin mempertahankan cara lama.

Dengan harapan masih bisa bermain di sana dan melakukan di sini tanpa diketahui. Pola pikir kucing-kucingan ini tatkala membudaya dikalangan ndoro-ndoro maka akan menjadikan birokrasi penuh tipu daya yang akan ditiru oleh stake holder lainnya.

Pembudayaan atas kemampuan berpikir untuk bangga bila patuh aturan dan malu bila melanggar merupakan pokok dari revolusi mental. Para ndoro sering kucing-kucingan dan bagai kucing garong terang-terangan mengutamakan ak entuk piro? Tanpa malu lagi, dari minta pulsa sampai minta sahampun tega dilakukan.

Ilustrasi
Ilustrasi
Trans Global

Lakalantas Tewas Karena Miras

Najib Bersumpah Tak Akan Mundur

Dengan demikian sebenarnya siapa yang harus direvolusi mentalnya, apakah para ndoro atau kaum bawahan? Bawahan itu istilahnya hanya mengekor menginthili ndoronya. Para ndoro inilah mungkin akar dari segala sistem macet hingga mangkrak. Dari tak mampu sampai tidak mau.

Sistem singgle identity selain membantu membongkar pemain kucing-kucingan dan para kucing garong sekaligus mampu memberikan pelayanan prima. Mental-mental kucing-kucingan para kucing garong akan terus menjadi benalu karena bersekongkol dengan para tikus-tikus pengerat dan penggerogot.

Tatkala mental sang ndoro bukan mental kucing garong, perubahan menuju single identity akan mampu dilakukan. Sebaliknya jika masih kucing-kucingan dan bersekongkol dengan para tikus untuk merefleksikan kekucing garonganya dapat dipastkani tidak mampu.[CDL-19052016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share