Niat
TRANSINDONESIA.CO – Dalam lautan dapat diukur dalamnya hati manusia siapa yang tahu?. Pepatah itu menunjukkan bahwa hati manusia tidak dapat di ukur (tidakada yang tahu).
Niat akan terwujud menjadi sesuatu yang nyata bila ada kesempatan. Sesuatu yang baik akan terwujud bila ada kesempatan-kesempatan. Maka tatkala akan mewujudkan yang baik siapkan kesempatan yang banyak dan mudah dilakukan.
Tatkala kesempatan berbuat baik tidak sulit di lakukan maka jangan berharap ada kebaikan apalagi perbaikan. Manusia mahkluk yang tidak bisa ditebak isi hatinya apa niatnya membacanya hanya sebagian namun secara utuh tidak mungkin diketahui. Termasuk dirinya sendiri.
Orang-orang yang memiliki niat baik tidaklah mudah. Ia akan mengalami banyak tantangan bahkan bisa saja dirinya dimatikan. Berbagai cara akan dilakukan oleh kelompok-kelompok yang berniat jahat.
Demikian halnya pada niat jahat tatkala banyak kesempatan, dan mudah melakukan maka orang baikpun akan melakukan. Tatkala kita membaca atau mempelajari apa yang telah tertulis baik dalam kitab-kitab suci maupun naskah klasik tentang manusia, semua menunjukkan bahwa manusia lemah, mudah jatuh dalam niat jelek/jahat (yang dalam agama dikatakan dosa).
Tatkala kesalahan tidak dianggap salah bahkan diagungkan dan sebaliknya kebaikan tidak diapresiasi bahkan didiamkan maka ia akan luntur bahkan akan menjamur dan layu sebelm berkembang.
Mempermudah orang berbuat baik, kebaikan dan perbaikan ini yang harus diperjuangkan. Krn kaum-kaum berniat buruk akan mengganjal dan mematikannya. Bisa saja secara fisik maupun simbolik.
Demikian halnya dengan niat baik tatkala akan menggiring orang untuk berniat baik maka kesempatan untku berbuat jahat harus dihambat dan dikecilkan sekecil mungkin potensinya. Upaya menghambat niat jahat ini gagal maka tinggal menunggu waktu terjadinya kehancuran.
Mudahnya orang berbuat baik itu dimulai dari keutamaan, dan menghambat kesempatan jahat dimulai dari penyadaran dan pembatasan (bisa manual dan elektronik) dan bisa juga menanamkan spiritual-spiritual kebaikan, kebenaran dan kemanusiaan.[CDL-12052016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana