Warga Miskin Bertambah di Jabar

TRANSINDONESIA.CO – Indeks pembangunan manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat (Jabar), dinilai masih belum terlalu baik. Karena, Jabar hanya menempati posisi 12 dari 33 provinsi di Tanah Air.

Menurut Ketua Pansus IV LKPj 2015 Yod Mintaraga, IPM Jabar pada 2015 mencapai 69,49 dengan rincian indeks pendidikan 60,45, kesehatan 80,80, dan daya beli 68,69. Raihan ini lebih baik dibanding 2014. Namun, capaian ini masih berada di bawah target yang ditetapkan dalam RPJMD 2018.

“Rakyat miskin Jabar pun pada 2015 meningkat, dari 9,18 persen ke 9,57 persen,” ujar Yod kepada wartawan saat menyampaikan hasil pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur Jabar 2015, di Gedung DPRD Jabar, belum lamai ini.

        Ilustrasi
Ilustrasi

Yod mengatakan, penganguran terbuka pun pada 2015 bertambah. Yakni, pada 2014 sebesar 8,45 persen dan 2015 mencapai 8,72 persen. “Itu harus mendapat perhatian,” katanya.

Yod mengatakan, pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Jabar meningkat. Namun, hal ini belum dirasakan warga Jabar secara merata. Karena, pada 2015 jumlah warga miskin di Jabar mengalami peningkatan.

Selain itu, kata Yod, sejumlah kekurangan pun masih dirasakan dalam bidang-bidang tersebut. Karena, pendidikan di Jabar belum berhasil. Saat ini, angka rata-rata lama sekolah masih di delapan tahun, artinya belum lulus SMP.

“Ini menunjukkan,  kualitas SDM masih kalah bersaing dengan tetangga lain yang sudah di atas sembilan tahun,” kata Yod.

Selain itu, kata Yod, saat ini di Jabar pun masih banyak bangunan sekolah yang rusak meskipun Pemprov mengusung program pembangunan ruang kelas baru (RKB) dalam setiap tahunnya. Namun, saat ini di daerah-daerah masih banyak sekolah yang kondisi bangunannya tidak layak. “Daya tampung kurang. Sering dengar sekolah ambruk,” katanya.

Untuk bidang kesehatan, kata Yod, Pemprov berhasil meningkatkan angka harapan hidup menjadi 71 tahun. Pemprov dianggap berhasil menekan kematian bayi dan ibu melahirkan dengan terus dibangunnya puskesmas dan poned.

Pemprov pun, kata dia, sudah membangun RS (rumah sakit) rujukan, membangun Al Ihsan. Tapi, banyak masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan secara cepat, murah, dan merata. “Daya tampung RS rendah, RS-nya jau. Ini masih dirasakan,” katanya.

Menurut Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Ia berjanji akan memperbaiki kekurangan pembangunan di berbagai aspek. Karena, pemerintah tidak mungkin bisa menuntaskan semua permasalahan.

“Kan enggak mungkin sempurna semua urusan. Yang kita rencanakan, enggak mungkin 100 persen terlaksana,” kata Heryawan usai menghadiri paripurna LKPj 2015 tersebut.

Namun, kata Heryawan, sepanjang 2015 kemarin, Pemprov Jabar lebih banyak meraih keberhasilan pembangunan. Hal ini pun, mendapat pengakuan dari pemerintah pusat.

“Kebanyakannya berhasil. Mendapatkan penghargaan tertinggi dari Presiden Joko Widodo dan Kemendagri,” katanya.[Rol/Din]

Share