TRANSINDONESIA.CO – Sejumlah kalangan menilai, kondisi finansial Pertamina semakin sehat, sehingga berpotensi untuk menjadi pemain minyak dan gas dunia.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Profesor Mukhtasor di Jakarta, Senin menyatakan, banyak indikator yang memperlihatkan bahwa BUMN Migas tersebut semakin membaik yakni performa keuangan sangat sehat, utang jangka panjang semakin menurun, dan efisiensi meningkat.
“Sehatnya kondisi keuangan tak lepas dari inisiatif Pertamina untuk melakukan berbagai penataan,” katanya.
Dicontohkannya, terkait utang-utang, Pertamina melakukan “re-financing” yang tepat sehingga bunga semakin rendah dan lebih efisien dalam menekan biaya produksi, termasuk di antaranya, ketika Pertamina membubarkan Petral.
Mukhtasor menambahkan, yang tak kalah penting, Pertamina melakukan strategi sangat tepat ketika harga minyak dunia sedang turun, yang mana saat banyak perusahaan minyak dunia mendapat tekanan di sisi hulu, BUMN itu justru menyeimbangkan antara hulu dan hilir.
Dalam hal ini, efisiensi banyak dilakukan di hulu, sedangkan di hilir banyak melakukan inovasi market, antara lain dengan mengeluarkan berbagai produk seperti Pertalite dan Dexlite.
Strategi menyeimbangkan hulu dan hilir, menurut dia, turut berkontribusi dalam memperkokoh bisnis Pertamina.
Selain memperkuat portofolio di hilir, Pertamina juga sangat tepat memanfaatkan momentum penurunan harga minyak dunia untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.
Dengan ekspansi di sisi hulu tersebut, Pertamina juga melakukan efisiensi yang sangat signifikan, di antaranya melakui penekanan biaya investasi.
Itulah sebabnya, ketika banyak perusahaan migas terkena imbas jatuhnya harga minyak dunia, Pertamina justru tidak goyah.
Pada saat banyak perusahaan migas melakukan kebijakan PHK, seperti Chevron, Vico, British Petroleum, dan Halliburton, tambahnya, Pertamina justru melakukan rekrutmen secara besar-besaran.
“Ini menandakan bahwa strategi Pertamina untuk tumbuh memang dilakukan dengan cara yang tepat,” kata Mukhtasor.[Ant/Lin]