Pemko Medan Berharap MUI Jauhkan Umat dari Narkoba
TRANSINDONESIA.CO – Prof DR H Mohammad Hatta kembali menjadi ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan untuk periode 2016-2021 melalui Musyawarah Daerah (Musda) VII MUI Medan, Sabtu (30/4/2016) di aula gedung MUI Medan Jalan Amaliun Medan. Pemilihan ketua umum dan pengurus lainnya ditetapkan tim formatur terdiri dari 11 orang dari dewan pimpinan MUI Kota Medan, unsur dewan penasehat, dewan pimpinan MUI kecamatan dan unsur pimpinan pondok pesantren/tokoh masyarakat yang diketuai H Iwan Zulhami SH MAP.
Musda VII MUI Kota Medan ini turut dihadiri Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Wakil ketua MUI Sumut, DR H Maratua Simanjuntak, Sekjen MUI Sumut, DR H Ardiansyah MA, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Medan, Iwan Zulhami, Ketua MUI Kota Medan, Prof DR M Hatta serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Medan.
Untuk susunan pengurus MUI Kota Medan periode 2016-2021 yakni Ketua Umum Prof DR H Mohammad Hatta, Wakil Ketua Umum DR H Hasan Matsum, Sekretaris DR H M Syukri Albani Nasution dan bendahara Dra Hj Herlina.
Prof Muhammad Hatta menyatakan, rasa syukur dan berterimakasih atas kepercayaan kembali menjadi ketua umum MUI Kota Medan untuk empat periode.
“Jabatan ini adalah amanah. Meski sesungguhnya saya menyatakan kalau boleh bukan saya lagi yang dipilih karena sudah memimpin selama tiga periode. Tapi saya syukuri ini dan menjadi tanggungjawab dan membutuhkan kerjasama semua pengurus karena selama ini keberhasilan yang telah diraih bukan karena saya pribadi, tapi adanya kekompakan seluruh tim pengurus,” ujarnya.
Kedepannya, lanjut Prof Hatta, peran ulama harus ditingkatkan dan bersama-sama dalam memecahkan masalah serta mencari solusi terhadap berbagai permasalahan umat.
“Sekarang ini kita lebih banyak bicara kebangsaan daripada keumatan. Padahal keumatan adalah kerjaan kita para ulama. Degradasi akhlak telah terjadi pada bangsa ini, lihat saja narkoba sudah merajalela dan merusak generasi muda,” ucapnya.
Kota Medan sebagai salah kota dinamis, lanjutnya, telah terjadi perubahan menjadikan Medan menjadi kota metropolitan, salah satunya perubahan dalam komposisi kependudukan. Tahun 2013 berdasarkan penelitian telah terjadi penurunan 6 digit dari komposisi umat Islam yang ditulis berbagai data statistik.
Penurunan disebabkan terjadinya urbanisasi. Umat Islam banyak menjual rumah dan tanahnya pada non muslim. Sehingga terjadilah gesekan seperti penggusuran mesjid dan mushalla akibat tempat tersebut ditinggalkan umat muslim. Belum lagi adanya fenomena tergejalanya pernyakit masyarakat yakni narkoba.
“Ini harus menjadi perhatian para ulama. Jangan sampai terjadi penurunan semangat dakwah pada seluruh organisasi keislaman. Akidah akhlat umat islam harus lebih tinggi sehingga mampu memberi warna pada dunia,” harapnya.
Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution yang membuka Musda VII MUI Medan ini menyatakan, Pemko Medan MUI selama ini selalu bersama-sama dalam memecahkan masalah serta mencari solusi terhadap berbagai permasalahan umat. Untuk itu Akhyar berharap agar MUI dan pemko Medan semakin menguatkan genggaman dalam mensejahterakan masyarakat, serta membina warga Kota Medan, khususnya para generasi muda.
“Pemko juga berharap MUI dapat meletakkan salah satu fokusnya ke depan yakni pemberantasan narkoba. Berdasarkan hemat kami, ulama jauh lebih di kenal luas oleh masyarakat. Untuk itulah potensi dapat menjadi bagian dari strategi kita dalam mencegah generasi muda terjerumus ke dalam lembah hitam tersebut,” kata Akhyar..[Don]