Pangeran William Mendarat di Bandara Paling Sulit di Dunia
TRANSINDONESIA.CO -The Duke dan Duchess of Cambridge tiba di kerajaan pegunungan Bhutan pada awal kunjungan dua harinya ke negara tersebut. William dan Kate disambut di bandara oleh adik ratu, Putri Chimi dan suaminya, seorang pengusaha restoran.
Seperti dilansir dari the Telegraph, The Duchess mengenakan pakaian berwarna buttermilk dari Emilia Wickstead yang telah dikenakan sebelumnya. Sementara the Duke masih dengan setelan jas warna gelap.
Pasangan kerajaan itu akan diberikan jamuan spektakuler oleh raja dan ratu negara di ibu kota Thimphu, di bekas biara Tashichh Dzong yang kini digunakan untuk acara-acara seremoial.
The Duke dan Duchess adalah bangsawan Inggris pertama yang mengunjungi Bhutan sejak Prince of Wales melakukan perjalanan ke sana pada 1998. Selama ratusan tahun, Bhutan tertutup untuk dunia luar dan mulai terbuka pada 1961. Televisi akhirnya diperbolehkan pada 1999.
Pemerintah negara itu mengejar cita-cita melestarikan budaya dan lingkungan. Secara hukum, 60 persen dari negara harus ditutupi hutan dan kebahagiaan nasional bruto dikur oleh pemerintah.
The Duke dan Duchess memiliki banyak kesamaan dengan kepala negara Bhutan. Kedua pasangan menikah pada 2011 dan Ratu Jetsun Pema adalah rakyat biasa sampai dia menikah, sama seperti Duchess. Dia menolak kesempatan pergi berbulan madu untuk menyelesaiakan semua mata pelajaran. Hal ini membuatnya sangat populer.
The Duke dan Duchess mendarat di Paro, dekat ibu kota Thimphu. Bandara tersebut terkenal paling sulit di dunia untuk mendarat. Hanya segelintir pilot yang memenuhi syarat untuk terbang ke Paro, di mana mereka harus melakukan tikungan 90 derajat segera sebelum mendarat karena pegunungan Himalaya yang mengelilinginya.[Nov]