Prajurit Perempuan Korut Rutin Diperkosa

TRANSINDONESIA.CO – Seorang pembelot dari Korea Utara (Korut) mengklaim prajurit perempuan secara rutin diperkosa oleh tentara pria Korut.

Lee So Yeon, 41, mantan prajurit yang meninggalkan Korut dan menjadi perwakilan serikat perempuan mengatakan kekerasan itu umum ketika ia masih bergabung di militer Korut, saat berpidato di Seoul pada konferensi tentang hak-hak perempuan di Korut.

Dia mengatakan prajurit senior menyalahgunakan kekuasaanya dengan memperkosa prajurit wanita yang berpangkat rendah, laporan  The Korea Herald.

Prajurit perempuan Korut rutin diperkosa  sejak 2015.[Rts]
Prajurit perempuan Korut rutin diperkosa sejak 2015.[Rts]
“Dari 120 orang di unit saya, hanya ada 20 pria, tapi mereka semua berpangkat tinggi. Saya berada di kelompok pertama, tapi beberapa pemimpin kelompok di kelompok kedua memperkosa setiap tentara wanita yang berpangkat rendah,” ujar Lee.

Lee mengatakan bahwa “tidak ada konsep martabat perempuan” di lingkungan tentara Korea Utara.

Lee juga menuding tentara pria tidak mengetahui apa-apa tentang menstruasi hingga dia dan teman-temannya yang lain dipaksa “menggunakan kembali pembalut yang sudah dipakai.”

Pada Januari 2015, dilaporkan bahwa pemerintah Korea Utara menetapkan wajib militer bagi perempuan berusia 17 sampai 20 tahun, lalu mengharuskan mereka mengabdi sampai umur 23 tahun.

Sebelumnya wajib militer hanya untuk laki-laki sedang perempuan dapat memilih untuk menjadi sukarelawan. Diyakini semakin menipisnya sumber daya manusia dan tingkat personel di Korut membuat peraturan itu diubah.

Walaupun sulit memperoleh informasi akurat tentang kehidupan di Korut, sumber-sumber memperkirakan sekitar satu juta orang menjadi tentara negara itu.[Bbc/Fen]

Share