Dua Kecamatan di Musirawas Utara Terendam

TRANSINDONESIA.CO – Hingga saat ini masih ada dua dari tujuh kecamatan yang terendam banjir di Kabupaten Musirawas Utara, Sumatera Selatan, sedangkan kondisi masyarakatnya ckup memprihatinkan karena jalur transportasi darat sudah terputus sejak terjadi banjir awal pekan lalu.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Musirawas Utara, Zainaal Arifin Daud, Kamis (7/4/2016), membenarkan bahwa dua kecamatan yaitu Kecamatan Rawas Ilir dan Kecamatan Karang Dapo hingga saat ini masih direndam banjir.

Ia mengatakan kondisi korban banjir itu saat ini sangat memerlukan bantuan, terutama bahan makanan, pakaian dan sejumlah obat-obatan karena puluhan desa daerah itu sudah direndam banjir hampir enam hari.

Banjir di Sumatera.[Ist]
Banjir di Sumatera.[Ist]
Akibat genangan banjir itu Kecamatan rawas Ilir menjadi terisolir karena jalur tranportasi darat terputus, baik jalan aspal dan jembatan masih direndam banjir di atas satu meter.

Menyalurkan bantuan ke desa-desa terendam banjir itu satu-satunya menggunakan perahu dan speed boat bantuan pemerintah pusat, meskipun jumlahnya masih kurang namun pemerintah daerah setempat menyewa parahu motor milik masyarakat yang tidak terendam banjir.

Daerah yang masih terendam banjir di Kecamatan Rawas Ilir masih ada sekitar sembilan desa dari sebelumnya belasan desa antara lain Desa Mandi Angin, Kelurahan Bingin Teluk, Desa Beringin Makmur I, Desa Tanjung Raja, Desa Belani, Desa Batu Kucing, Desa Pauh, Desa Pauh I, dan Desa Translok.

Sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan Rawas Ilir itu sekitar 5.585 Kepala Keluarga (KK), sementara di Kecamatan Karang Dapo ada empat desa dan satu Kelurahan dengan jumlah penduduk 3.893 KK.

Selain itu sejumlah sekolah terpaksa diliburkan lantaran ruang belajar terendam banjir masih terendam banjir seperti SDN 01, SDN 02, SDN 04 Bingin Teluk, Madrasah Nurul Amin dan Madrasah Nurul Iman yang terendam di atas satu meter.

Untuk kebutuhan sehari-hari warga korban banjir ada pedagang menggunakan perahu menjual sayur ke liling desa yang terendam banjir itu, bila ada perahu besar lewat perahu yang dijadikan pasar terapung itu terpaksa minggir karena takut terendam,” ujarnya.[Ant/Bir]

Share