Birokrasi Rasional dan Adil: Profesional dalam Jabatan Fungsional

TRANSINDONESIA.CO – Profesional dapat dilihat sebagai keahlian yang memiliki integritas sebagai refleksi dari karakter. Kinerjanya menghasilkan produk-produk berkualitas dan dipercaya karena membawa manfaat bagi kehidupan manusia.

Para pekerja berorientasi pada kerja dan gaji. Stimuli yang merangsangnya pada produktifitas dan kualitas kinerja.

Memperoleh orang-orang yang profesional dalam birokrasi adalah orang-orang yang menduduki jabatan atau posisi fungsional. Yang tidak terikat pada aturan struktural.

Ilustrasi
Ilustrasi

Apresiasi tidak diatur berdasarkan pangkat/jabatan namun pada produktifitas dan kualitas kinerjanya. Didalam birokrasi yang adil posisi-posisi fungsional mendapat apresiasi yang sama dengan posisi-posisi struktural.

Reformasi birokrasi bertujuan membangun birokrasi yang rasional dan adil. Rasional disini dilihat setiap pekerjaan dinilai berdasar pada tingkat keberhasilan atau  produktifitas dan kualitas kinerja. Yang berbasis pada kompetensi atau pendekatan-pendekatan impersonal.

Adil dalam konteks ini, semua fungsi, bagian, divisi, biro pada level struktural maupun fungsional memiliki standar penilaian, peluang dan kesempatan sama.

Pada birokrasi yang tidak rasional dan tidak adil, jabatan basah/kering memang tidak diakui dan  tidak tersurat namun ada dan menjadi idola.

Tatkala rasionalisasi dan keadilan ini tidak menjadi prioritas penilaian keberhasilan dalam reformasi birokrasi maka birokrasi sebenrnya tetap jalan di tempat. Hanya ada perubahan kemasan, istilah, seremonial namun core nya tetapi konvensional dan sarat potensi serta peluang KKN.

Profesionalisme dapat dilihat dari refleksi rasionalisme, keadilan yang core valuenya pada produktifitas dan kualitas kinerja.

Jabatan-jabatan fungsional yang dibangun setara dengan struktural akan menghasilkan petugas-petugas yang profesional baik secara perorangan, tim maupun kesatuan.

Menjabarkan atas core fungtion dan competition pada bagian, fungsi, devisi, biro dan lainnya akan menjadi dsar pada system-sistem standardization of work input, of work process and work out put-nya.[CDL-05042016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share