International Policing dan MEA (Bagian 1)
TRANSINDONESIA.CO – Di era globalisasi dunia semakin tanpa batas semua bisa dijangkau dengan cepat dan bahkan real time. Kemajuan teknologi, informasi, komunikasi dan transportasi akan mempengaruhi kehidupan bahkan nilai-nilai kebangsaan. Siapa kuat mereka akan menguasai dan mempengaruhi.
Kita dapat mengambil contoh dari Ilmu pengetahuan alam maupun sosial yang didominasi pemikiran-pemikiran barat terutama, Amerika, Inggris dan Prancis serta Jerman.
Pemikiran-pemikiran mereka menjadi acuan dan mendominasi para pemikir dan ilmuwan dari negara lain.
Menurut Syed Farid Alatas: 2010: XIV Ilmu pengetahuan menjadi kuat tatkala; 1.Menghasilkan banyak peneletian ilmu pengetahuan secara ilmiah yang diterbitkan dalam makalah ilmiah (peer review, jurnal, buku, kertas kerja maupun laporan penelitian), 2.Memiliki jangkauan ide dan informasi global yang tercakup dalam makalah, 3.Mampu mempengaruhi ilmu-ilmu negara lain karena di konsumsi dan 4.Mendapat banyak pengakuan, penhormatan prestise baik di dalam maupun luar negeri.
Ilmu pengetahuan yang dapat mempengaruhi karena dipasarkan dan digunakan oleh bangsa lain, apa yng ditemukan dan dikembakan diterjemahkan dalam bahasa Inggris.
Pada konteks pemasaran hasil penelitian dan makalah ilmiah diperlukan adanya wadah asosiasi ilmiah yang dapat menjembatani.
Produk penelitian dan penelitinya memiki kualitas dan integritas yang tidak diragukan dan mendapat penghormatan di dunia ilmiah.
Kosep marketing Hermawan Kertajaya tetap positioning, deferential dan brand bisa dijabarkan dalam produk-produk penelitian ilmiah. Keengganan para pemimpin menggunakan hasil riset juga akan mempengaruhi tingkat prestise dan pengakuan secara nasional dan intenasional.
Pemikiran-pemikiran secara kritis dan berusaha baik konstruktivis maupun mendekonsruksi untuk menemukan hal baru yang tidak hanya membebek atau sebagai pengecer teori orang lain.
Konsekuensi logisnya adalah menemukan sesuatu yang baru, visioner, holistik, mampu memperbaiki dan memprediksi bahkan menyiapkan masa depan yang lebih baik. Misalnya, pengekor, pembebek dan pengecer teori atau pemikiran orang lain adalah kelompok captive mind atau otak yang terbelengu.
Selalu saja mecopy paste, menyontek, membanggakan pemikiran orang lain dan mematikan atau menumpulkan pemikiran sendiri.[CDL-01022016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana