FKUB Bentuk Pertahanan Anti Terorisme Riau

TRANSINDONESIA.CO – Terorisme tidak identik dengan suatu agama tertentu, untuk itu kerukunan lintas agama diminta bersatu memerangi terorisme yang bisa muncul darimanapun.

Berawal dari menguaknya dugaan aliran sesat yang diusung Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dengan menyasar anggota dari berbagai kalangan umat beragama.

“Setiap pemimpin umat beragama diminta untuk memberi pemahaman kepada jamaahnya mengenai ajaran agama yang baik dan benar. Ketika semua umat beragama bersatu, terbentuklah pertahanan anti terorisme,” kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Riau, Abdul Razak, Senin (18/1/2016).

Densus 88 berhasil mengamankan terduga teroris.(Dok)
Densus 88 berhasil mengamankan terduga teroris.(Dok)

Menurutnya, saat ini isu lintas agama dijadikan kedok oleh Gafatar untuk menjaring anggota-anggotanya dari berbagai agama. Kegiatan yang dikonsep bernilai sosial ternyata diselubungi hal-hal yang menyimpang. Bahkan banyak orang-orang penting yang sempat terjerat Gafatar yang akhirnya baru-baru ini menyadari menyimpangnya ormas tersebut.

“Mereka pakai cara menyatukan lintas agama dan membungkus aksinya dengan kegiatan-kegiatan sosial. Masyarakat mudah terpancing karena melihat aksi luarnya saja,” paparnya.

Sementara itu, Kasi Intelijen Korem 031 Wirabima, Eko menegaskan bahwa tidak ada toleransi untuk para pemecah kesatuan negara. “Mereka (teroris) berusaha memecah persatuan dan kesatuan negara kita. Kita harus bersatu dengan semangat juang merah putih didada,” ungkap Eko.

Ia juga prihatin, melihat generasi muda yang minim pengetahuan bela negara. Padahal bela negara tersebut berguna untuk menangkal pengaruh-pengaruh radikal dan terorisme.

“Generasi muda minim pengetahuan bela negara, bahkan tidak semuanya tahu apa sejarah ataupun arti nama Papua dan Irian. Anak-anak kita harus diberi ilmu bela negara,” tutupnya.(Sbr)

Share