Fungsi Negara Bagi Rakyat (Nawa Cita-8)

TRANSINDONESIA.CO – ” Melakukan revolusi karakter bangsa”, maknanya adalah melihat darai kata karakter sering dipahami sebagai kekuatan dari dalam atas seseorang, sekelompok, institusi atau bahkan suatu bagsa.

Beauty inner, keindahan dari dalam, karena memiliki integritas, komitment, kompetensi, dan keunggulan (mampu diunggulkan). Karakter tidak datang atau tumbuh dengan tiba-tiba dan tidak pula seperti keajaiban-keajaiban yang dijadikan secara instan.

Karakter dibangun atas kesadaran, tanggung jawab dan disiplin. Bisa dibayangkan tatkala karakter tidak terbangun dan tidak ditemukan maka yang ada hanyalah pembebek-bebek saja.

Tidak pernah ada kepeloporan, tidak akan ada yang namanya perjuangan, juga tidak ada kepahlawanan. Yang ada hanyalah para pecundang yang mencari enak dan cari selamat, tentu saja kepekaan dan kepedulian akan sesama dan lingkungan tidak akan pernah ada.

Mengapa karakter perlu ada? Karakter akan menjadi suatu tanda atau ikon sebagai kekuatan yang dapat membedakan satu dengan lainnya baik dari pemikiran, perkataan, perbuatan maupun karya-karyanya.

Ilustrasi
Ilustrasi

Bagian dari karakter ini akan ditemukan integritas, konsekuensi atas apa yang dipikirkan, perkataan, dengan perbuatannya.

Makna konsekuensi adalah mampu secara konsisten dan konsekuen dan mampu merefleksikan atas apa yang dipikirkan dan dikatakan. Disamping integritas juga ada komitmen dan kompetensi yang berarti memiliki kemampuan atau keahlian yang mampu memberikan manfaat atau dampak bagi hidup dan kehidupan.

Yang membanggakan dari karakter adalah memiliki unggulan atau dapat diunggulkan. Keunggulan menunjukan memiliki spirit sebagai fighter atau mampu bersaing, penuh inovasi dan kreatifitas.

Karakter akan ditemukan dalam system-sistem yang kompetitif secara fair dan sehat. Dalam kondisi yang penuh dengan tipu daya dan banyak intervensi serta berorientasi pada hal-hal yang bertentangan dengan keidealan maka lunturlah yang namanya integritas karena akan biasa dengan kebohongan-kebohongan.

Kompetensi akan ditukar dengan pendekatan-pendekatan uang dan pendekatan personal. Dalam kondisi seperti ini maka keunggulan akan terbang dan tiada lagi karena yang muncul adalah tabiat (sifat buruk dan jahat).(CDL-15012016)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share