Tanah Longsor di China Tewaskan 91 Orang

TRANSINDONESIA.CO – Pihak berwenang China kini menyatakan 91 orang hilang setelah longsor besar hari Minggu mengubur kawasan industri di Shenzhen, Guangdong, China selatan.

Saksi mata mengatakan “gelombang besar” lumpur menyapu kawasan industri itu, menyebabkan 33 bangunan hancur atau rusak, termasuk 14 pabrik, dua gedung perkantoran, dan tiga asrama.

Lebih dari 1.500 pekerja darurat terlibat upaya pencarian dan penyelamatan. Mereka mencari korban di daerah seluas lebih dari 50 ribu meter persegi yang berselimut puing-puing.

Tim pemadam kebakaran tengah berupaya melakukan pencarian korban di antara reruntuhan gedung yang terkena longsor di Shenzhen, provinsi Guangdong, 21 Desember 2015.(Rts)
Tim pemadam kebakaran tengah berupaya melakukan pencarian korban di antara reruntuhan gedung yang terkena longsor di Shenzhen, provinsi Guangdong, 21 Desember 2015.(Rts)

Pernyataan Kementerian Pertanahan dan Sumber Daya Alam menyebutkan tumpukan limbah konstruksi dan tanah setinggi 100 meter, yang disimpan dalam lokasi tambang tua, ambruk setelah hujan deras di wilayah itu. Longsor juga memicu ledakan pipa gas alam milik PetroChina, produsen minyak dan gas terbesar di negara itu.

Kantor berita resmi China, Xinhua, mengatakan mereka yang hilang terdiri dari 59 laki-laki dan 32 perempuan. Sekitar 900 orang dievakuasi dari lokasi itu sebelum longsor melanda.

Kecelakaan industri di China terus meningkat akibat longgarnya standar keselamatan, ketiadaan pengawasan dan korupsi. Hampir 160 orang tewas setelah beberapa ledakan di fasilitas penyimpanan bahan kimia di kota pelabuhan Tianjin, China utara, Agustus lalu. Pihak berwenang menangkap 12 karyawan perusahaan dan 11 pejabat pemerintah terkait bencana itu.(Voa/Fen)

Share