BI Sumbar Pecahkan Rekor Inflasi Terendah 2015
TRANSINDONESIA.CO – Bank Indonesia (BI) wilayah Sumatera Barat (Sumbar) memecahkan rekor inflasi terendah pada 2015 setelah dua tahun terakhir selalu berada diatas dua angka.
“Hingga akhir 2015 kami perkirakan inflasi Sumbar rendah di bawah satu persen,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar, Puji Atmoko, pada acara Ramah Tamah dan Ngopi Sore Pertemuan Tahunan BI dengan tema ‘Sinergi Untuk Percepatan Transformasi’, di Padang, kemaren.
Menurutnya, tekanan inflasi 2015 menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan, hingga November 2015 inflasi tahunan mencapai 1,85 persen dan dari Januari ke November 2015 masih deflasi 0,71 persen.
“Ini catatan sejarah baru inflasi terendah di Sumbar karena membaiknya pasokan bahan pangan, berkurangnya kenaikan harga-harga barang yang diatur pemerintah, serta berkurangnya faktor permintaan sebagai imbas pelemahan daya beli masyarakat,” katanya.
Namun katanya, mengingatkan ke depan, inflasi yang rendah tetap perlu diwaspadai mengingat pola yang sangat fluktuatif karena pernah tertinggi secara nasional pada 2014, kemudian menjadi sangat rendah pada 2015.
“Yang kita perlukan adalah inflasi yang rendah dan stabil karena itu menjadi syarat bagi keberlangsungan ekonomi,” katanya.
Dikatakannya, melalui kerja sama dengan pemerintah daerah membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah mampu menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan mengomunikasikan harapan positif kepada masyarakat.
Disebutkannya, selama ini inflasi Sumbar selalu di atas 10 persen, pada 2011 tercatat 10,9 persen, 2014 naik menjadi 11,58 persen dan merupakan angka tertinggi tingkat nasional.
Sementara Asisten II Pemerintah Provinsi Sumbar, Syafrudin mengatakan turunnya angka inflasi merupakan bentuk keberhasilan sinergi antara pemerintah dengan BI.
Ke depan katanya, masing-masing kepala daerah dapat menghitung kebutuhan komoditas pangan yang dibutuhkan dan mengantisipasi jika stok tidak mencukupi.(Ant/Dar)