Politik Moral

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Politik dalam arti yang sesungguhnya bukanlah semata-mata demi kekuasaan atau penguasaan dan mempertahankan kekuasaan serta menjalankan kekuasaan, namun juga merupakan suatu ikhtiar atau niat demi kepentingan dan kesejahteraan orang banyak (JB Mangun Wijaya).

Taat aturan, tertib dalam berlalu lintas, sadar hukum merupakan suatu tindakan politik karena demi kepentingan orang banyak agar tidak terjadi masalah-masalah yang kontra produkif.

Politik ini berkaitan dengan kesadaran, tanggung jawabdan disiplin bagi pemulian manusia seutuhnya yang semakin manusiawi, untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Para politikus memiliki tanggung jawab besar atas penanganan masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat, moral masyarakat, hukum dan keadilan dan berbagai isu-isu penting yang terjadi dalam masyarakat.

Hakekat spiritualitas bagi politikus adalah kemanusiaan dan demi memanusiakan manusia yang semakin manusiawi, yang terwujud dalam kesejahteraan dan keadilan sosial.

Pat gulipat, aturan dan pemutar balikan atas fakta juga berbagai hal yang merupakan tarik dan intrik politik kotor merupakan suatu cara-cara penyesatan yang akan menjauh dari spiritualitas politik.

Semakin tidak manusiawi bahkan dengan jumawanya mendeklarasikan bahwa politik adalah kepentingan, karena tidak ada kawan dan musuh yang abadi.

Kepentingan-kepentingan yang digunakan bagi pribadi dan krooni-kroninya sebenarnya bukan politik ini merupakan kerja mafia atau premanisme, karena kekuasaan, penguasaan dan penyelenggaraan kekuasaan bukan demi kepentingan masyarakat luas.

‘Garbage in garbage out’ asalnya sampah akan tetapi menjadi sampah. Tatkala cara-cara kotor masih diagungkan, dimaklumi, dan dianggap sebagai cara-cara jitu maka tidak akan menghasilkan politikus yang bermoral.

Integritas yang diragukan, kesetiaan pada bangsa dan negara bisa saja tergerus oleh kekuasaan, tidak akan ada nyali membela rakyat dan banyak keburukan-keburukan lainnya yang berdampak semakin sengsaranya banyak orang. Salah sasaran dalam proyek saja menyengsarakan apalagi salah pilih orang.(CDL-Jkt141215)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share