TRANSINDONESIA.CO – Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh pada Sabtu (28/11/2015), tertekan penguatan dolar AS selama periode tidak ada berita akibat kombinasi liburan Thanksgiving dan pasar ditutup lebih awal pada Jumat (27/11/2015).
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari kehilangan 13,5 dolar AS, atau 1,26 persen, menjadi menetap di 1.056,2 dolar AS per ounce.
Emas turun karena dolar AS naik ke posisi tertinggi delapan bulan pada Jumat, menempatkan tekanan pada emas. Indeks dolar AS naik 0,20 persen menjadi 100,07 pada pukul 17.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor. Para analis mencatat bahwa emas mendekati posisi terendahnya dalam enam tahun.
Logam mulia berada di bawah tekanan lebih lanjut ketika laporan yang dirilis pada Jumat oleh Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong menunjukkan impor emas bersih ke Tiongkok dari Hong Kong jatuh menjadi 71,581 ton pada Oktober dari tertinggi 10 bulan di 97,242 ton pada September.
Para analis percaya bahwa penurunan permintaan fisik ini, ditambah dengan harapan kenaikan suku bunga The Fed membuat prospek jangka panjang untuk emas “bullish” terlihat sangat suram.
Peluang saat ini untuk bank sentral AS menaikkan suku bunganya di pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 15 Desember tetap pada probabilitas tersirat di 78 persen, menurut alat Fedwatch CMEGroup, yang didasarkan pada harga berjangka Fed Fund 30-hari.
Ekspektasi awalnya untuk penundaan kenaikan suku bunga hingga 2016, tetapi pertemuan FOMC pada akhir Oktober menegaskan bahwa The Fed ingin menaikkan suku sebelum akhir 2015.
Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Para analis percaya bahwa kenaikan suku bunga The Fed masih belum sepenuhnya dihargakan, dan berlanjutnya konflik geopolitik global secara artifisial masih menopang logam mulia.
Perak untuk pengiriman Maret turun 12,7 sen, atau 0,90 persen, menjadi ditutup pada 14,048 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 8,1 dolar AS, atau 0,96 persen, menjadi ditutup pada 835,8 dolar AS per ounce.(Ant/Met)