
TRANSINDONESIA.CO – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Sekretaris Jenderal DPR RI Winantuningtyastiti, Kamis (26/1/2015).
Wanita berbaju abu-abu ini mengaku memenuhi panggilan penyidik setelah kemaren absen. “Kemarin izin,” kata Winan.
Winan sedianya diperiksa sebagai saksi untuk Gubernur nonaktif Sumatra Utara Gatot Pujo Nugroho kemarin Rabu (26/11/2015). Lantaran tak bisa hadir, ia menggantinya menjadi hari ini.
Winan ditanya penyidik lantaran diduga mengetahui, menyaksikan, atau mendengar soal suap Gatot pada anggota DPRD Sumatra Utara. Dua mantan anggota DPRD Sumut yang pernah diperiksa KPK, kini duduk menjadi anggota DPR RI.
Keduanya adalah anggota DPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Fadly Nurzal yang diperiksa pada Kamis (19/11) dan anggota DPR Fraksi Demokrat, Rooslynda Marpaung yang dicecar pertanyaan pada Rabu (18/11). Keduanya ditanya terkait tugas, pokok, dan fungsi sebagai anggota DPRD. Selain itu, penyidik mengonfirmasi dugaan penerimaan uang dari Gatot.
Sementara itu, dalam kasus ini, komisi antirasuah telah menetapkan lima kolega Fadly dan Rooslynda di DPRD Sumut. Kelimanya adalah eks Wakil Ketua DPRD Kamaludin Harahap, eks Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun dan tiga Wakil Ketua DPRD Sumut di antaranya Sigit Purnomo Asri dan Chaidir Ritonga, serta anggota DPRD setempat yang kini menjadi Ketua DPRD, Ajib Shah.
Kelima orang ini diduga menerima duit suap dari Gatot. Fulus pelicin digunakan untuk melobi anggota parlemen agar mengesahkan Anggara Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan penolakan hak interpelasi.
Para anggota dewan dijerat Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 UU Pemberantasan Tipikor jo 64 ayat 1jo 55 ayat 1 ke 1 KUHP. Sementara Gatot disangka pasal 5 ayat 1 atau 13 UU Pemberantasan Tipikor jo 64 jo 55 ayat 1 ke 1 KUHP.(Cnn/Dod)