TRANSINDONESIA.CO – Hujan yang menguyur Sumatera dan Kalimantan menjadikan sebagian kondisi cuaca sudah normal. Hotspot berkurang, jarak pandang menjauh, dan kualitas udara semakin membaik.
“Bahkan kondisi cuaca di Pekanbaru, Riau, sepanjang hari cerah berawan dengan jarak pandang 10.000 meter pada Minggu (1/10/2015),” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Minggu (1/11/2015).
Suatu hal yang cukup langka sebelumnya kata Sutopo, begitu juga daerah lain yang sebelumnya terkepung asap akibat karhutla (kebakaran hutan dan lahan).
“Namun demikian, semua pihak harus tetap waspada. Potensi karhutla tetap tinggi, El Nino masih kuat dan akan memberikan dampak berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan khatulistiwa,” katanya.
BMKG memperkirakan awal Desember baru mulai musim hujan. Itupun hujannya kemungkinan di bawah normal.
“Untuk itu kewaspadaan harus tetap ditingkatkan. Jangan lengah, jangan sampai marak lagi pembakaran,” ujarnya.
Di beberapa tempat api belum padam total. Pemerintah masih terus mengintensifkan penanganan karhutla, melalui operasi udara, darat, penegakan hukum, pelayanan kesehatan masyarakat dan sosialisasi.
Berdasarkan pantauan satelit Terra Aqua kondisi hotspot pada Minggu (1/11/2015) sore, di Sumatera terdeteksi 3 titik, sedangkan di Kalimantan 155 titik yaitu Kalsel 27, Kalteng 35, Kaltim 92, Kaltara 1.
Satelit tidak melintas keseluruhan Sumatera sehingga tidak terdeteksi. Pada pagi hari di Sumatera terdapat 199 titik, dimana di Sumsel 115 titik.
Jarak pandang dan cuaca pukul 17 Wib, di Padang 4.000 m berasap, Pekanbaru 10.000 m cerah-berawan, Jambi 4.000 m berawan, Palembang 1.500 m berasap, Pontianak 10.000 m berawan, Ketapang 10.000 m berawan, Palangkaraya 4.000 m guntur-hujan, dan Banjarmasin 7.000 m berawan.
Sedangkan Indeks kualitas udara (PM10) di Pekanbaru 64 sedang, Jambi 62 sedang, Palembang 175 tidak sehat, Pontianak 15 baik, Banjarbaru 25 baik, Samarinda 25 baik, dan Palangkaraya 184 tidak sehat.(Lin)