TRANSINDONESIA.CO – Kabut asap semakin para, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Maluku, membutuhkan peralatan pengujian Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) agar bisa mengetahui ancaman kabut asap yang melanda wilayah setempat pada akhir – akhir ini.
“Jadi kabut asap yang melanda Maluku, terutama Kota Ambon tidak bisa dilakukan pengujian ISPU karena dihadapkan dengan belum dimilikinya peralatan tersebut,” kata Sekretaris Bapedalda) Maluku, Junan Tan, Minggu (25/10/2015).
Dia mengakui, banyak pihak yang mengkonfirmasi Bapedalda Maluku untuk menanyakan dampak kabut asap terhadap kesehatan.
Begitu pun, ingin mengetahui tingkat pencemaran udara di Kota Ambon, Masohi (Maluku Tengah) dan Kota lainnya di Maluku.
“Kami ditanyakan soal penyebab atau kadar pencemaran pada udara akibat kabut asap,” kata Junan.
Karena itu, Bapedalda Maluku telah mengusulkan pengadaan peralatan pengujian ISPU ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Kami mengharapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan pengadaan peralatan tersebut pada tahun anggaran 2016 karena biayanya miliaran rupiah,” ujar Junan.
Sebelumnya, Staf Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Jeanly Uspessy, mengemukakan, kondisi kabut asap di Kota Ambon telah mengancam aktivitas penerbangan karena jarak pandang mendatar hanya 3 KM, kata “Jarak pandang mendatar dibawah 5 KM itu sebenarnya tidak bisa dimanfaatkan untuk aktivitas penerbangan,” katanya.
Hanya saja, perkembangan kabut asap itu tergantung dari kebijakan maskapai penerbangan dan pilot.
Asap masih berasal dari kebakaran yang terjadi di wilayah Merauke, Papua dan diperparah dengan fenomena El Nino.
Kondisi cuaca berdasarkan prakiraan umumnya berawan dan arah angin Timur Selatan dengan kecepatan bervariasi 10 – 25 KM/jam.
Karena itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon, telah mengeluarkan peringatan waspada sebaran asap di seluruh wilayah Maluku.(Ant/Kum)