
TRANSINDONESIA.CO – Kandidat Presiden AS, Hillary Clinton, menyatakan dirinya menentang kesepakatan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang diperjuangkan Barack Obama.
Kesepakatan perdagangan yang penting itu melibatkan 12 negara di sepanjang lingkar Pasifik, termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Jepang.
Dalam sebuah wawancara, Clinton mengatakan perjanjian itu meninggalkan banyak “pertanyaan yang tak terjawab” dan tak memenuhi “standar tinggi” yang telah dia tetapkan.
“Saya tidak setuju dengan apa yang telah saya ketahui tentang (kemitraan) itu,” katanya kepada PBS.
Mantan menteri luar negeri itu mengambil posisi yang sama dengan para pesaingnya, kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Bernie Sanders dan Martin O’Malley, dalam menentang perjanjian TPP.
Pakta perdagangan itu mencakup 40% dari ekonomi global.
Clinton mengatakan hanya akan mendukung RUU perdagangan yang membantu para pekerja Amerika.
“Saya telah mengatakan dari awal bahwa kita harus memiliki perjanjian perdagangan yang akan menciptakan lapangan kerja yang baik di Amerika, menaikkan upah, dan memajukan keamanan nasional, dan saya masih percaya bahwa itulah standar tinggi yang harus kita penuhi,” kata Clinton.
Presiden AS Barack Obama mengatakan kesepakatan TPP akan memberikan kesempatan yang setara bagi pekerja AS di pasar global.
Bagi Obama, kesepakatan TPP akan menjadi pencapaian ekonomi utama di masa jabatannya yang kedua.
“(Kesepakatan TPP) mencakup komitmen yang paling kuat akan tenaga kerja dan lingkungan dibandingkan setiap perjanjian perdagangan dalam sejarah,” kata Obama setelah kesepakatan itu tercapai.(Bbc/Fen)