
TRANSINDONESIA.CO – Menjadi pemimpin tidak hanya cukup orang baik, namun diperlukan kecerdasan (visioner), dan memiliki nyali. Baiknya seorang pemimpin adalah memiliki kesadaran, kepekaan dan kepedulian untuk membangun dan memajukan yang dipimpinnya.
Visi seorang pemimpin adalah mempunyai mimpi dan strategi mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Nyali seorang pemimpin adalah keberanian melawan atau membangun sistem untuk mematikan mafia-mafia yang menguasai sumber daya, karena para mafia ini akan terus berusaha mati-matian mempertahankan status quonya dan kenyamananya.
Tatkala pemimpin hanya baik saja tanpa visi dan kemampuan konsep maupun teoritikal yang kuat akan sulit memajukan dan menyelesaikan masalah-masalah internal maupun eksternal yang sudah dikuasai para mafia.
Keberanian melawan para mafia ini bukanlah hanya secara fisik namun mencabut sampai ke akar-akarnya dengan demikian tidak ada lagi peluang-peluang untuk menguasai dan mendominasi penguasaan sumber-sumber daya yang ada.
Pemikiran-pemikiran secara konseptual dan teoritikal merupakan kecerdasan pemimpin untuk melihat kedepan, meprediksi, mamagari bahkan mampu menanggulangi kemungkinan terjadinya upaya-upaya penggagalan atau penghancuran misinya.
Pemimpin yang tangguh akan berani menyatakan integritasnya, komitmenya, menunjuk kompetensi dan kepiawaianya dan keberanianya memerangi mafia-mafia.
Tatkala pemimpin baik saja, para mafia bisa saja mendesign agar apa yang menjadi mimpi pemimpin gagal dan bahkan berupaya mencabut atau melengserkannya.
Sistem-sistem modernitas memang bukan hal mudah untuk dicanangkan, maka pemimpin harus piawai dalam menghadapi tekanan, ancaman, gangguan bahkan upaya-upaya jahat dari para mafia.
Mereka (para mafia) akan mati-matianan mempertahankan kemapanan dan kenyamananya karena mereka takut kehilangan previlage dan sumber daya yang kini telah mereka kuasai dan nikmati. (CDL-Jkt150915)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana